Palestina Tuntut Respons DK PBB pasca Israel Lakukan Pembantaian di Kamp Pengungsi Nuseirat

TRIBUNNEWS.COM – Seolah pembantaian di Rafah belum cukup, pasukan Israel kembali melancarkan serangan sewenang-wenang terhadap kamp pengungsi Palestina di Nuseirat di Gaza tengah pada Sabtu lalu (6 Agustus 2024).

Akibat aksi biadab pasukan Zionis tersebut, 210 orang tewas dan ratusan warga Palestina lainnya luka-luka. Lebih dari 40 orang lainnya terluka. Dalam pernyataan yang dimuat media lokal yang dikutip Tribune News AFP.

Menanggapi tindakan Israel, Palestina menyerukan segera diadakan sidang darurat Dewan Keamanan (Dewan Keamanan).

Topik pertemuan darurat tersebut adalah membahas dampak “pembantaian” militer Israel di kamp pengungsi Nuseirat di Gaza tengah, yang dijarah akhir pekan ini.

Kantor berita Palestina Wafa melaporkan: “Presiden Palestina Mahmoud Abbas telah meminta delegasi Palestina ke PBB untuk mengadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan untuk membahas serangan berdarah yang dilakukan oleh Israel di kamp Nuseyrat. “Saya memerintahkan mereka untuk meminta sama.”

Komentar Abbas muncul setelah jumlah korban di pihak Israel, terutama warga sipil, terus meningkat akibat penembakan besar-besaran Israel dan serangan mendadak terhadap kamp pengungsi Nuseyrat dan wilayah lain di Jalur Gaza.

“Presiden Abbas melakukan kontak intensif dengan negara-negara Arab dan pemangku kepentingan internasional guna mengadakan pertemuan darurat Dewan Keamanan,” kata Wafa.

Otoritas Palestina menekankan perlunya komunitas internasional untuk segera melakukan intervensi guna menghentikan bencana kemanusiaan yang terjadi di Tepi Barat, termasuk Gaza dan Yerusalem Timur.

“Israel terus memanfaatkan keheningan internasional dengan dukungan dan bantuan untuk melakukan kejahatan yang bertentangan dengan semua konstitusi internasional dan hukum internasional yang sah,” jelas Abbas.

Menurut saksi mata di tempat kejadian, kendaraan militer Israel tiba-tiba memasuki wilayah timur dan barat kamp Nuseyrat, dan artileri berat menyerang area kamp.

Israel terus melakukan serangan ke Gaza sejak serangan Hamas pada 7 Oktober, meskipun Dewan Keamanan Senat menyerukan penghentian segera.

Sejak itu, lebih dari 36.800 warga Palestina tewas di Gaza, sebagian besar perempuan dan anak-anak, dan lebih dari 83.500 lainnya terluka, menurut otoritas kesehatan setempat.

Delapan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza hancur, termasuk sandera makanan, air bersih, dan obat-obatan.

Israel telah dituduh melakukan genosida oleh Mahkamah Internasional, dan mendiang penguasa Tel Aviv memerintahkan penghentian segera operasi di kota Rafah di selatan.

(Tribunnews.com/Bobby)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *