Laporan reporter tribunnews.com, m alivio mubarak junior
Tribunnews.com, Jakarta – Metode untuk mengurangi kerusakan tembakau (THR) masih merupakan percakapan di dunia kesehatan sebagai pendekatan untuk mengurangi merokok.
Banyak dokter telah memberikan pendapat mereka tentang efektivitas dan masalah saat menggunakan metode ini di Indonesia.
DR Praktis. Arifanda Sanai menjelaskan bahwa metode THR ditujukan untuk mengurangi efek berbahaya dari merokok karena menawarkan alternatif risiko yang lebih rendah.
“Prinsip dasar THR adalah untuk memberikan solusi bagi perokok yang sulit untuk sepenuhnya berhenti menggunakan produk dengan tingkat zat berbahaya yang lebih rendah daripada rokok biasa,” kata Dr.) pada hari Senin (2/2/2025).
Namun demikian, dia menekankan bahwa metode ini tidak berarti tanpa risiko.
“THR mungkin merupakan langkah pertama bagi perokok untuk mengurangi konsumsi rokok, tetapi harus diseimbangkan dengan pendidikan yang benar dan dukungan dari para profesional kesehatan, sehingga bagian tersebut bekerja secara efektif,” katanya.
Sementara itu, Dr. Ronnie Lesman, Guru Fakultas Kedokteran, Bandar yang tidak diadakan, serta salah satu penulis Laporan Keselamatan Kehidupan, menekankan pentingnya data ilmiah dalam penggunaan metode ini.
“Studi yang ada menunjukkan bahwa THR dapat mengurangi jumlah perokok aktif. Namun, penelitian lebih lanjut masih diperlukan, terutama dalam jangka panjang untuk memastikan keamanannya,” katanya.
Dia juga menyebutkan bahwa produk tembakau alternatif berdasarkan publikasi kesehatan masyarakat memiliki risiko 95 persen lebih sedikit daripada rokok biasa.
“Namun demikian, kita harus berhati -hati dalam mengimplementasikannya sebagai kesehatan masyarakat. Harus ada aturan yang ketat dan mengendalikan produk di pasar, “kata dokter. Ronnie.
Dalam praktiknya, metode ini masih menghadapi kesulitan besar di Indonesia, terutama terkait dengan stigma dan kesalahpahaman masyarakat.
Sementara itu, direktur pencegahan dan kontrol atas penyakit menular dari Kementerian Kesehatan Indonesia adalah DR. Siti Nadia Tarmizi menekankan perlunya mengintervensi intervensi politik untuk memastikan penggunaan metode ini dengan benar.
“Intervensi politik harus dilakukan dengan melibatkan berbagai partai, termasuk pemerintah, ilmuwan dan masyarakat, sehingga pengurangan risiko merokok bisa lebih optimal,” kata Dr. City Nadia.
Dengan semakin banyaknya bukti ilmiah yang mendukung metode THR, para ahli berharap bahwa pemerintah akan dapat mempertimbangkan strategi untuk mengurangi efek merokok dengan menggunakan pendekatan yang lebih terintegrasi.
Analisis laporan 2024 yang dilaporkan, yang diterbitkan oleh Global Consulting di bidang perawatan kesehatan pada akhir November 2024, menunjukkan bahwa pada tahun 2060 lebih dari 4,6 juta orang dapat diselamatkan, menggunakan metode ini.
Metode THR berfokus pada transisi konsumsi rokok normal ke produk tembakau alternatif yang memiliki risiko lebih rendah.
Studi ini menunjukkan bahwa metode ini lebih efektif dalam membantu perokok untuk berhenti sebagai pengobatan penggantian nikotin yang telah digunakan.
Misalnya, rokok alternatif seperti vape, pod nikotin oral, serta rokok elektronik. Produk -produk ini sebenarnya adalah bagian dari metode THR.
Namun, jika dapat berhenti sepenuhnya tanpa alternatif, prioritas yang sangat.