Pakar Militer Sebut Kelebihan Hizbullah Dibandingkan Hamas: Israel Tak Dapat Menghancurkannya

TRIBUNNEWS.COM – Pakar militer mencatat keunggulan Hizbullah atas Hamas.

Hizbullah Lebanon disebut-sebut sebagai kelompok bersenjata yang lebih kuat dibandingkan Hamas.

Hal ini diumumkan oleh Omar Ashour, profesor studi keamanan dan militer di Institut Studi Pascasarjana Doha.

Omar Ashour mengatakan Hizbullah memiliki setidaknya tiga hingga empat kali lebih banyak pejuang dibandingkan pejuang Hamas.

Selain itu, katanya, Hizbullah memiliki lebih banyak rudal jarak jauh.

Menurut Al Jazeera, 5.000 hingga 8.000 rudal dan roket jarak jauh bisa mencapai Tel Aviv.

Jangkauan rudal anti-tank Hizbullah tidak bisa dianggap remeh, lanjut Ashour.

Ia memiliki sejumlah persenjataan dan kemampuan militer di laut dan udara, terbukti dengan hadirnya drone pengintai.

Dia mengatakan akan sulit bagi Israel untuk menghancurkan Hizbullah mengingat kemampuan dan keunggulannya.

Pernyataan itu juga disampaikan Ashur saat berbicara tentang kemungkinan meluasnya konflik Israel dengan Hizbullah.

Menurutnya, Israel kemungkinan akan mengintensifkan konflik dengan Hizbullah pada Agustus atau September 2024.

Israel kemungkinan akan melancarkan serangan darat ke Lebanon selatan.

“Meskipun Israel tahu bahwa mereka tidak dapat menghancurkan Hizbullah, yang secara militer lebih kuat dari Hamas, Israel akan berusaha melawan Hizbullah sebanyak mungkin, mungkin akan mendorongnya ke utara Sungai Litani,” kata Ashur. Hizbullah dikatakan sebagai kelompok non-negara bersenjata terbaik di dunia

Pada tahun 2006, Hizbullah dianggap sebagai kelompok bersenjata non-negara yang memiliki perlengkapan paling lengkap di dunia.

Sebagian besar persediaan senjata Hizbullah terdiri dari ribuan peluru kendali jarak pendek dan jarak jauh. Hizbullah telah memperoleh ratusan rudal balistik berpemandu, yang dapat ditembakkan dari bunker dan peluncur bergerak.

Melansir The Guardian, Senin (24/6/2024), penggunaan drone Hizbullah dilaporkan semakin meningkat dan efektif, termasuk senjata kamikaze yang sulit dilawan oleh pertahanan udara Israel.

Hizbullah telah memperluas persenjataan dan kemampuannya, termasuk pembelian drone bunuh diri, yang sulit dilawan oleh Israel.

Dikatakan bahwa ukuran persenjataan rudal Hizbullah dan doktrin operasional penggunaannya dalam konflik besar dengan Israel bisa menjadi tantangan terbesar Israel.

Kemampuan rudal anti-pesawat dan roket telah ditingkatkan.

Para ahli memperkirakan jumlah pelaku bom bunuh diri yang dimiliki Hizbullah adalah antara 120.000 dan 200.000.

Namun Sekretaris Jenderal Hizbullah Syed Hassan Nasrallah mengatakan Hizbullah memiliki 100.000 angkatan bersenjata.

Meskipun kekuatan militer utama mereka mungkin sekitar sepertiga dari jumlah tersebut.

Diketahui juga bahwa sebagian besar tentara Hizbullah memiliki pengalaman tempur di Suriah. Hizbullah mengobarkan perang melawan Israel tanpa aturan

Pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah telah mengeluarkan peringatan keras kepada Israel, mengancam perang yang tidak terbatas dan tidak dapat dikendalikan jika terjadi serangan Israel ke Lebanon.

Pemimpin Hizbullah Nasrallah mengatakan Israel harus takut terhadap ancaman ini. Menurut Hassan Nasrallah, invasi ke Israel utara bisa saja terjadi jika terjadi konflik besar (yang dipicu oleh Israel) di Lebanon.

Pengumuman Nasrallah itu disampaikan di tengah meningkatnya ketegangan di sepanjang perbatasan Lebanon-Israel pada Rabu (19/6/2024).

Sebaliknya, para pejabat Israel telah menekankan bahwa mereka siap berperang habis-habisan melawan Hizbullah.

Nasrallah mengakui, Hizbullah tidak takut.

“Apa yang dikatakan musuh dan ancaman serta peringatan yang diberikan oleh mediator tentang perang di Lebanon tidak membuat kami takut,” kata Nasrallah dalam rekaman video pidatonya, menurut Al Jazeera.

Menteri Luar Negeri Israel Israel Katz mengemukakan kemungkinan konflik besar dengan kelompok Lebanon pada Selasa (18/6/2024) setelah Hizbullah merilis rekaman drone pengintai yang menunjukkan infrastruktur utama dan fasilitas militer di Israel utara.

“Kami sangat dekat dengan keputusan untuk mengubah peraturan terhadap Hizbullah dan Lebanon.” “Dalam perang habis-habisan, Hizbullah akan hancur dan Lebanon akan terkena dampak buruknya,” tulis Katz di media sosial.

(Tribunnews.com/Garudea Prabawati)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *