Laporan reporter Tribunnews.com, Reynas Abdila
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Profesor penyakit dalam Universitas Catania, Profesor Riccardo Polosa, menyatakan produk tembakau yang ada mengurangi risiko dan mengurangi dampak terhadap kesehatan.
Menurutnya, jenis tembakau lain lebih berbahaya dibandingkan rokok karena menghasilkan zat beracun atau berbahaya.
Polosa, yang juga merupakan pendiri Center of Excellence for Harm Reduction (CoEHAR) dari Asia Pacific Harm Reduction Forum (APHRF) 2024, mengatakan: “Tidak ada bukti bahwa produk tembakau lain menyebabkan kanker.” Rabu (10/7/2024).
Polosa mengatakan nikotin menyebabkan kanker, penyakit jantung, dan penyakit pernafasan.
Faktanya, TAR yang dihasilkan dari proses pembakaran dan ditemukan pada asap rokok mengandung ribuan karsinogen penyebab kanker.
“Yang jelas nikotin tidak menyebabkan kanker,” kata Polosa.
Rogelio F. Varela, ahli urologi dari Filipina, mengemukakan bahwa merokok merupakan penyebab penyakit yang berhubungan dengan merokok.
Menurutnya, masyarakat masih belum mengetahui bahwa merokok berdampak pada infeksi saluran kemih. Asap rokok yang dihirup masuk ke aliran darah melalui saluran pernafasan dan zat karsinogen masuk ke dalam aliran darah.
Kemudian, zat tersebut mempengaruhi pembuluh darah dan menyebabkan banyak luka pada endotel (organ yang berperan penting dalam penularan berbagai penyakit) sehingga mempengaruhi sistem seks.
Misalnya, kata Varela, radang kandung kemih akan menyebabkan kesulitan mengontrol buang air kecil (inkontinensia) dan radang saluran kemih (prostatitis).
Kondisi ini meningkatkan spesies oksigen reaktif (ROS) sehingga menyebabkan kerusakan DNA.
“Bisa menimbulkan gangguan pernafasan dan reproduksi,” ujarnya.