Dilansir reporter Tribunnews.com, Aisya Noorsiams
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kasus penyakit ginjal pada anak banyak terjadi di masyarakat.
Sebagian pihak menyalahkan keberadaan vaksin Covid-19.
Dalam hal ini, ahli epidemiologi dan kesehatan Dickie Budiman menolak pendapat tersebut.
Menurutnya, dari sudut pandang medis, belum ada bukti valid vaksin Covid-19 menyebabkan gagal ginjal pada anak.
Namun sebaliknya, peningkatan kasus gagal ginjal pada anak lebih disebabkan oleh infeksi Covid-19 itu sendiri. Dan juga dampak tidak langsung dari pandemi tersebut, kata Dickey dalam keterangannya, Rabu (31/7/2024). . ).
Infeksi virus Covid-19 diketahui menyebabkan kerusakan langsung pada ginjal.
Virus ini diketahui memiliki 2 reseptor sehingga sangat berpeluang menginfeksi dan merusak ginjal.
Kedua, anak yang terinfeksi Covid-19 mengalami apa yang disebut dengan multisystem inflamasi syndrome atau MISC yang dapat menyebabkan kerusakan ginjal, ujarnya.
Lebih lanjut, Dickey menjelaskan jika tertular Covid-19, secara ilmiah bisa menyebabkan aliran darah ke ginjal.
Di sisi lain, adanya pandemi beberapa waktu lalu juga menjadi faktor tidak langsung.
Misalnya, akses terhadap layanan kesehatan terbatas selama pandemi.
Begitu banyak anak yang tidak mendapat perawatan kesehatan rutin.
Dan yang terakhir, dapat mempengaruhi kesehatan ginjal.
Atau saat terjadi pandemi misalnya penggunaan obat yang tidak tepat dan tanpa pengawasan medis. Beberapa obat bisa menyebabkan kerusakan ginjal. Misalnya overdosis NSAID, jelas Dickey.
Pola hidup yang tidak sehat juga berkontribusi terhadap meningkatnya kejadian gagal ginjal pada anak.
Misalnya saja mengonsumsi minuman manis seperti soda, jus kemasan, biasanya mengandung kadar gula yang tinggi. Dapat memicu obesitas dan diabetes tipe 2. Keduanya berpotensi merusak fungsi ginjal, jelas Dickey.
Keadaan ini diperparah dengan kurangnya aktivitas fisik anak dan kebiasaan konsumsi air yang kurang.
Dalam jangka panjang, kebiasaan ini juga berpotensi merusak fungsi ginjal.
“Termasuk mengonsumsi makanan tidak sehat, tinggi garam dan lemak, serta menggunakan bahan pengawet. Ini bisa memicu risiko hipertensi dan diabetes. Selain itu, (penyakit ini) bisa merusak ginjal,” kata Dickey.