Pakar Ekonomi: Bansos Berdampak ke Rakyat Miskin Tapi Tidak untuk yang Rentan Miskin

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Program pemerataan kesejahteraan sosial yang ditujukan kepada masyarakat miskin yang dicanangkan pemerintah berdampak pada pertumbuhan ekonomi pada triwulan I tahun 2024.

Sebab, dukungan pendapatan dinilai mampu menjaga daya beli masyarakat miskin.

– Dukungan pendapatan menjaga daya beli masyarakat miskin dengan porsi energi yang sangat besar dalam konsumsi nasional. Oleh karena itu, dukungan sosial berdampak positif terhadap kekuatan rumah tangga yang juga meningkat secara positif, kata Pengamat Ekonomi INDEF Nailul Huda, Kamis (8 Agustus 2024).

Meski demikian, Huda mengatakan pemerintah juga harus mempertimbangkan nasib kelompok masyarakat rentan yang jumlahnya cukup banyak. Mereka bukan termasuk orang yang menerima bantuan pendapatan. Ketika harga naik, kelompok miskin dan kurang beruntung adalah pihak yang paling menderita.

“Mereka tidak miskin, tapi mereka masih belum mempunyai cukup uang, mereka juga tidak mendapat tunjangan subsisten. Nailul berkata: “Mereka berada di bawah tekanan karena harga pangan.

Artinya konsumsi rumah tangga tidak tumbuh optimal. Dampak kesejahteraan sosial ini hanya dirasakan oleh masyarakat miskin. “Kelompok rentan kemiskinan tidak akan merasakan dampak kenaikan harga pangan, malah dampak negatifnya,” kata Nailul.

Menurut Badan Pusat Statistik Finlandia (BPS), perekonomian Indonesia tumbuh sebesar 5,11 persen year-on-year (yoY) pada kuartal I-2024. Pertumbuhan ekonomi ini melesat dibandingkan triwulan terakhir tahun 2023 yang hanya sebesar 5,04%.

Pertumbuhan ekonomi pada triwulan I tahun 2024 akan ditopang oleh seluruh komponen utama keuangan negara. Di antaranya, konsumsi rumah tangga tumbuh sebesar 4,91% dan menjadi faktor utama pertumbuhan ekonomi saat itu.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *