Reporter Tribunnews.com Nitis Hawaroh melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Diposting di media sosial
“Toko sepatu BATA tutup,” tulis story X @never_alonely, Minggu (5/5/2024).
Berdasarkan video yang beredar, terlihat ratusan pekerja yang mengenakan pakaian BATA keluar dari pabrik sepatu. Persaingan dan perubahan selera konsumen yang menyebabkan penurunan permintaan disebut-sebut sebagai alasan penutupan BATA.
“Selamat tinggal Bata, selamat tinggal,” demikian bunyi keterangan videonya.
Sebelum berbicara kepada Kompas, produsen sepatu ternama PT Shoes Bata Tbk (BATA) baru-baru ini mengumumkan penutupan pabriknya di Purwakarta, Jawa Barat.
Keputusan penutupan pabrik Bata tersebut diumumkan manajemen dalam Keterbukaan Informasi Bursa Efek Indonesia (BEI).
Keputusan penghentian sementara pekerjaan di pabrik PT Shoes Bata Tbk di Purwakarta berdasarkan Keputusan Direksi tanggal 30 April 2024 yang sebelumnya telah disetujui berdasarkan Akta Dewan Komisaris tanggal 29 April 2024, kata Direktur Bata Shoes Hatta Tutuko. dikutip dalam. Sabtu (4/5/2024).
Perusahaan sepatu yang sudah beroperasi ratusan tahun atau sejak masa penjajahan Belanda di Indonesia ini mengaku telah melakukan berbagai upaya agar pabrik di Purwakarta tetap hidup.
“PT Shoes Bata Tbk melakukan hal berbeda selama empat tahun terakhir di tengah kerugian dan permasalahan bisnis akibat wabah ini dan perubahan perilaku konsumen yang begitu cepat,” kata Hatta.
Secara khusus, kata dia, model sepatu dan produk alas kaki lainnya yang diproduksi di pabrik Purwakarta mengalami penurunan permintaan pasar.
“Perusahaan tidak bisa melanjutkan pengerjaan di pabrik di Purwakarta, karena minat pelanggan terhadap jenis produk yang dibuat di pabrik di Purwakarta semakin berkurang,” jelas Hatta. Pekerja membuat sepatu dan boots Bata di pabrik sepatu Bata, Purwakarta, Jawa Barat, Kamis (2/6/2016). PT Shoes Bata, Tbk memproduksi 4 juta pasang untuk memenuhi kebutuhan Idul Fitri 2016 dan menjualnya ke seluruh pelosok Indonesia. Warta Kota/angga bhagya nugraha (Warta Kota/ANGGA BHAGYA NUGRAHA)
Dan produksi pabrik tersebut melebihi kebutuhan yang selalu bisa diperoleh dari pemasok lokal di Indonesia, ujarnya.