Ormas Keagamaan Dapat Izin Tambang, Langkah Pemerintah Cabut Izin yang Ada Dipertanyakan

Reporter Tribunnews.com, Ilham Ryan pertama kali memposting

TribuneNews.com, Jakarta – Pemerintah telah mengumumkan Wilayah Izin Usaha Pertambangan Khusus (WIUPK) bagi organisasi keagamaan, namun di sisi lain banyak perusahaan yang membatalkan izin usaha pertambangan.

Seperti yang dialami PT Berkat Mufakat Bersama Energy (BMBE) di Tabalang, Kalimantan Selatan. Kementerian Penanaman Modal/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) tiba-tiba membatalkan Izin Usaha Pertambangan (IUPOP) perusahaan tersebut.

Deolipa Yumara, kuasa hukum PT BMBE, menjelaskan pembatalan sepihak BKPM dilakukan saat perusahaan mengajukan izin penggunaan kredit kawasan hutan (IPPKH).

“Saat IPPKH selesai, izinnya secepatnya dicabut, padahal perusahaan ini taat hukum,” kata Deolipa saat ditemui di Jakarta Selatan, Selasa (16/7/2024).

Deolipa mengatakan, pembatalan IUPOP perusahaan sedang didalami karena BKPM tidak berfungsi. Faktanya, perusahaan tersebut belum beroperasi karena sedang mengurus izin IPPKH.

“Kami tidak mau menambang karena tidak ada IPPKH, tapi tiba-tiba izin IUP OPnya dicabut,” ujarnya.

Ia mengatakan, pihaknya sudah empat kali menyurati BKPM untuk meminta penjelasan. Namun BKPM belum memberikan tanggapan.

Dia, kata Deolipa, tidak bisa mengeluarkan izin pertambangan karena berada di bawah yurisdiksi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM).

Tindakan telah dilakukan dengan menulis surat ke Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral untuk mendapatkan penjelasan. Namun, departemen tersebut belum memberikan tanggapan.

“Keduanya selama ini enggan menjawab. Jadi surat saya belum ada yang bisa menjawab. Apa ini? Kenapa kementerian kita lemah? Kita tanya efektivitas BKPM dan ESDM. Ini perlu kita ketahui,” kata Deolipa.

Namun Deolipa membantah alasan pencabutan izin pertambangan secara sepihak oleh pemerintah.

Di sisi lain, pemerintah mengeluarkan izin pertambangan kepada organisasi keagamaan.

“Kami tidak tahu tentang kerja pemerintah, bahkan kami tidak yakin dengan pembatalan tersebut,” kata Deolipa.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *