Operasi Penyelamatan Kapal Tanker Sounion Diupayakan Secepatnya

TRIBUNNEWS.COM – Menurut laporan, pemulihan kapal tanker minyak Sounion yang tenggelam di Laut Merah akan dilakukan dalam beberapa hari mendatang.

Kapal tanker Sounion berbendera Yunani kini terdampar di Laut Merah.

Sounion diserang oleh Houthi Yaman pada 21 Agustus 2024.

Sounion harus dievakuasi dalam beberapa hari mendatang, jika tidak terjadi masalah besar, kata dua sumber yang mengetahui masalah tersebut kepada Reuters.

“Apa yang diputuskan kemarin adalah rencana awal operasi yang akan dimulai dalam waktu 48 jam,” kata salah satu sumber.

Sumber kedua mengatakan operasi itu sulit dilakukan karena Houthi telah memasang bahan peledak di kapal tersebut.

Kapal tanker itu sedang melakukan perjalanan dari Irak ke Yunani ketika diserang oleh Houthi, Al Jazeera melaporkan. Video penyitaan tank Sounion oleh Houthi 

Kelompok Houthi Yaman merilis sebuah video yang menunjukkan para pejuangnya membajak kapal tanker minyak Sounion di Laut Merah awal bulan ini.

Video tersebut tampaknya menunjukkan rekaman drone yang memperlihatkan bagian luar kapal dan berjalan di sekitar kabinnya sebelum menunjukkan sebuah jet tempur yang dipersenjatai dengan senjata otomatis di dalamnya.

Video diakhiri dengan beberapa ledakan di layar trailer.

Tidak ada kerusakan pada inti bejana tempat penyimpanan minyak.

Tidak jelas kapan video itu diambil atau apakah itu disebabkan oleh kapal yang sedang ditarik untuk menghindari tumpahan minyak. Sounion diserang pertama kali pada 22 Agustus dan pasukannya dievakuasi pada hari yang sama.

Rekaman itu dipublikasikan pada Kamis (29/8/2024).

Hal ini tampaknya terjadi menyusul meningkatnya kekhawatiran internasional atas tumpahan minyak dari kapal berbendera Yunani.

Ada kekhawatiran bahwa tumpahan minyak mentah dapat menyebabkan bencana lingkungan dan membahayakan pelayaran di wilayah tersebut.

Kapal Sounion membawa hampir satu juta barel minyak mentah.

Kelompok Houthi, yang menamakan dirinya angkatan bersenjata Yaman, telah menargetkan apa yang mereka katakan sebagai sebuah kapal yang terkait dengan Israel, sebuah upaya yang dikatakan bertujuan untuk memaksa pemerintah Israel mengakhiri perang di Gaza, yang telah menewaskan lebih dari 40.600 warga Palestina.

Kelompok Yaman juga mulai menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Amerika Serikat (AS) dan Inggris setelah kedua negara melancarkan kampanye militer pada bulan Januari untuk mengakhiri serangan Houthi terhadap jalur pelayaran di wilayah tersebut. Liga Minyak

Pentagon menduga sebuah kapal tanker yang membawa minyak mentah terkena dampak kebocoran minyak tersebut, Al Jazeera melaporkan.

Juru bicara Pentagon Mayjen Angkatan Udara Patrick Ryder mengatakan kapal itu membawa satu juta barel minyak.

“Amerika Serikat (AS) mengetahui adanya pihak ketiga yang mencoba mengirim dua kapal ke kapal tersebut untuk membantu penyelamatan.”

Namun Houthi memperingatkan mereka dan mengancam akan menyerang, ujarnya kepada wartawan, Selasa (27/8/2024).

Ryder mengatakan kapal tanker tersebut akan mengganggu pengiriman dan dapat menyebabkan bencana lingkungan.

“Ini adalah tindakan terorisme yang tidak masuk akal dan terus mengancam stabilitas perdagangan internasional dan regional.”

Ia mengatakan, masalah ini telah mengancam kehidupan pelaut yang tidak bersalah dan ekosistem laut yang dinamis di Laut Merah dan Teluk Aden.

Sounion terkena beberapa rudal pada 21 Agustus di lepas pantai kota pelabuhan Hodeidah, Yaman.

Misi Angkatan Laut Laut Merah Uni Eropa menanggapi permintaan dari perusahaan pelayaran dan kapten kapal dan mengirimkan tim untuk melindungi awak kapal yang terdiri dari 23 warga Filipina dan dua warga Rusia.

Ditinggalkan oleh awak kapal, dia diselamatkan oleh misi Uni Eropa. Tidak ada laporan korban luka.

Juru bicara pasukan Houthi Yahya Saree mengatakan kapal itu menjadi sasaran karena operatornya, Delta Tankers yang berbasis di Athena, melanggar larangan “memasuki pelabuhan-pelabuhan Palestina yang diduduki.”

Sounion adalah kapal ketiga yang dioperasikan oleh Delta Tankers yang diluncurkan di Laut Merah bulan ini.

Kapal itu sedang dalam perjalanan dari Irak ke Yunani ketika diserang pada 21 Agustus, kata Ryder.

Kelompok Yaman telah menenggelamkan dua kapal dan membunuh tiga pelaut sejak mereka mulai menyerang kapal-kapal yang terkait dengan Israel.

Tindakan mereka telah mempengaruhi pelayaran internasional, menyebabkan banyak pemilik kapal menghindari wilayah Laut Merah dan mengirim kapal mereka melalui rute yang lebih panjang dan mahal ke ujung selatan Afrika.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *