Tidak ingin pergi, AS memperkuat pangkalan militer di Suriah, khawatir akan gelombang serangan senjata Iran
TRIBUNNEWS.COM – Menurut laporan, tentara Amerika Serikat (AS) memilih kebijakan memperkuat pendudukan di Suriah utara daripada meninggalkan negara itu.
Pangkalan militer AS dilaporkan diperkuat sepanjang bulan April di tengah kekhawatiran gelombang baru serangan perlawanan terhadap pangkalan militer AS di negara tersebut.
“Amerika Serikat telah meluncurkan rencana penguatan tambahan terhadap pangkalan-pangkalan ilegalnya di Suriah setelah insiden [Israel] yang menargetkan kedutaan Iran di Damaskus, karena khawatir pangkalan-pangkalan tersebut akan membalas.” Penguatan tersebut meliputi persenjataan dan perlengkapan, kata seorang sumber kepada Al-Mayadeen, Senin (29/4/2024).
Lebih dari 120 truk dan delapan pesawat kargo militer, yang memuat berbagai jenis senjata dan peralatan, termasuk pertahanan udara, tiba di pangkalan Kharab al-Jir di Hasakah dan ladang minyak al-Omar yang diduduki AS di Deir Ezzor bulan ini. Al Mayaden. Pangkalan militer AS Al-Tanfi di Suriah. (npasyria) Koalisi milisi Irak siap mengebom pangkalan AS jika mereka menolak pergi
Laporan ini muncul hanya seminggu setelah pangkalan AS di Suriah terkena serangan rudal untuk pertama kalinya sejak Februari.
Belum ada kelompok yang mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut.
Pada tanggal 22 April, drone menargetkan pangkalan Ain al-Assad di Irak.
Pada bulan Oktober, koalisi kelompok bersenjata, Perlawanan Islam Irak (IRI), melancarkan serangan terhadap pangkalan AS di Irak dan Suriah sebagai solidaritas terhadap perlawanan Gaza.
Sejumlah laporan Barat menyebutkan bahwa koalisi milisi Irak ini juga merupakan perpanjangan tangan Iran di kawasan.
Setelah tiga tentara Amerika terbunuh di perbatasan Yordania-Suriah pada akhir Januari 2024, IRI menghentikan serangan terhadap pangkalan Amerika tetapi terus menargetkan wilayah yang diduduki Israel.
“IRI baru-baru ini memfokuskan serangannya pada wilayah pendudukan Palestina (Israel) dan Golan Suriah yang diduduki untuk mendukung rakyat Gaza. Namun, mereka siap untuk melanjutkan eskalasi di Suriah dan Irak jika mereka merasa Amerika menahan serangan mereka. kembali. Keputusan untuk menarik diri dari Irak selangkah demi selangkah,” tambah sumber Al-Mayadin.
Baghdad dan Washington baru-baru ini membahas batas waktu untuk mengakhiri kehadiran tempur AS di Irak dan beralih ke peran penasihat.
Sumber tersebut melanjutkan bahwa penarikan diri dari Irak “harus dilakukan bersamaan dengan penarikan diri dari Suriah”.
Washington belum mengumumkan niatnya untuk menarik pasukan dari Suriah.
(oln/tc/*)