Nunggang Roso Start dari Titik Nol Yogyakarta, Teguh: Mendirektori Peradaban Merepositori Kebudayaan

TRIBUNNEWS.COM, YOGYAKARTA – Ratusan pengendara sepeda motor dari berbagai komunitas di seluruh Indonesia yang berada di bawah naungan Persatuan Pengendara Sepeda Motor Indonesia memulai perjalanan peradaban tepat pukul 07.30 WIB di Hari Kebangkitan Nasional, Senin 20 Mei 2024.

Rombongan pengendara ini seharusnya membebaskan rekannya Gus Paox Iben Mudhaffar yang mengendarai sepeda motor dari Borobudur ke Berlin bertajuk Arus Balik Kebudayaan Indonesia.

“Alhamdulillah pagi ini kami melepas Gus Paox Riding Roso dari Borobudur ke Berlin dan anggota komunitas Riding Roso sekitar Nuswantoro,” kata Dr. Teguh Haryono selaku pakar cagar budaya.

Menurut dia, ada dua perjalanan yang dilakukan, pertama keliling dunia dengan tujuan menelusuri dan menyusun direktori peradaban masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia lainnya pada jalur Borobudur-Berlin.

Dan yang kedua, melakukan perjalanan melintasi nusantara untuk menciptakan gudang akar nilai-nilai luhur kebudayaan Indonesia.

Pada kesempatan yang baik ini, upacara Hari Kebangkitan Nasional di Titik Nol Yogyakarta ditandai dengan peluncuran bendera start oleh Pengda Yogyakarta, Ketua Persatuan Sepeda Motor Indonesia, K.P.H Purbodiningrat.

Ratusan pebalap yang mengikuti acara ini sangat bersemangat karena baru pertama kali berkeliling dunia dan nusantara yang disebut Arus Balik Budaya Indonesia dengan sepeda motor.

“Kami berharap kegiatan Riding Roso Borobudur ke Berlin dan Riding Roso Nuswantoro dari Yogyakarta menjadi salah satu upaya menyebarkan budaya Indonesia Bhineka Tunggal Ika ke seluruh dunia,” ujar K.P.H Purbodiningrat dalam sambutannya pada peluncuran Riding Roso Nuswantoro Borobudur ke Berlin. .

Ia meyakini Yogyakarta merupakan salah satu pusat peradaban dunia.

“Kami juga yakin peradaban mulia akan kembali ke nusantara ini. Kami berharap Gusti Allah SWT selalu melindungi kami dalam perjalanan ini. Sebagai Presiden IMI Pengda Yogyakarta, saya mengucapkan terima kasih kepada Daulat Budaya Nusantara atas sinergi kegiatan kebudayaan. .” dengan IMI”, jelas K.P.H. Purbodiningrat.

Sementara itu, Teguh meyakini di era globalisasi IOT (Internet of Things) saat ini, kesadaran akan pentingnya kepedulian terhadap budaya Indonesia semakin kuat.

Antusiasme dan harapan dalam menghadapi dunia yang berubah dengan cepat menyulut semangat generasi muda untuk kembali menghayati budayanya di tingkat terbawah guna menciptakan tatanan sosial baru.

“Di sini kesadaran gotong royong antar pemangku kepentingan sangat tinggi, terbukti Presiden MPR RI Bapak Bambang Soesatyo dan Dirjen Kebudayaan Kemendikbud Hilmar Farid turut serta. sangat mendukung dan terlibat dalam mengantar Roso Nuswantoro Borobudur ke Berlin,” ujarnya.

Indikator lain yang lebih nyata dari upaya pemajuan kebudayaan adalah dengan diadakannya kongres kebudayaan, kongres bahasa, dan konferensi kebudayaan nasional selama dekade ini di Indonesia.

“Pemerintah, masyarakat, akademisi, wakil rakyat, media dan dunia usaha bahu-membahu memperjuangkan kemajuan kebudayaan. Buktinya kini Kebudayaan Kedaulatan Nusantara sudah menjadi platform kebudayaan”, imbuh Doktor Universitas Pertahanan ini.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *