TRIBUNNEWS.COM – Ketua Umum Jokowi Mania Immanuel Ebenezer menduga ada alasan politis di balik dugaan kesenangan putra Presiden Joko Widodo, Kaesang Pangarep.
Menurut pria yang akrab disapa Noel ini, ada beberapa kelompok yang sengaja mencemarkan nama baik Jokowi sebelum meninggalkan jabatan presiden Indonesia.
Ide ini jelas ada niat politik, tidak mungkin atau tidak, kata Noel dalam acara Kompas Petang yang ditayangkan di YouTube KompasTV, Jumat (6/9/2024).
Noel menduga ada sejumlah politisi yang tidak senang dengan kinerja baik Jokowi.
Menurutnya, salah satu kelompok yang paling sering menunjukkan ketidakpuasan adalah kelompok berkode warna merah.
“Karena saya juga melihat ada beberapa politisi yang tidak senang dengan apa yang dilakukan Pak Jokowi di akhir masa jabatannya, ini mencoba merusak wajah Pak Jokowi,” ujarnya.
Belum jelas siapa yang dimaksud politikus Noel.
Noel menyebut partai berwarna merah yang menurutnya selalu memberikan keuntungan terbesar bagi negara ini, namun terkesan selalu mengedepankan perhitungan politik.
“Partai yang banyak melayang akhir-akhir ini, siapa? Saya warnai kode partainya dengan warna merah. Intinya, orang yang merasa paling berbuat banyak untuk negara ini, yang memberi untuk negara ini, tapi hitung-hitung,” katanya.
Menurut Noel, masyarakat saat ini sedang dipengaruhi oleh paduan suara kelompok yang sangat membenci Pak Jokowi yang cenderung menyerang tanpa mempertimbangkan fakta.
“Kelompok yang sangat membenci Pak Jokowi ini banyak memberikan tekanan kepada semua orang, hingga akhirnya dia ‘dihajar’,” ucapnya.
Sementara itu, pengamat politik Ray Rangkuti menilai apapun alasannya, tidak perlu melaporkan suatu kejahatan.
“Tujuannya adalah untuk menemukan kasus suap, korupsi atau gratifikasi, apa pun alasannya.”
“Entah itu balas dendam, politik, iri hati, tidak masalah bagi orang yang melaporkan kejahatan,” ujarnya.
Menurutnya, alasan tersebut tidak bisa disamakan dengan terungkapnya suatu tindak pidana.
“Hukum itu kejahatan, jadi harus diselesaikan,” tegasnya.
Kasus pemberian jet pribadi gratis yang diduga diterima Ketua Umum PSI sekaligus putra bungsu Presiden Jokowi, Kaesang Pangarep, bermula dari Instagram Story yang diposting istrinya, Erina Gudono.
Dalam koleksinya, Erina memperlihatkan gambar jendela pesawat dengan pemandangan awan.
Namun, masyarakat meyakini foto tersebut bukan diambil dari pesawat komersial, melainkan dari pesawat pribadi.
Pesawat yang ditumpangi Kaesang dan Erina untuk berangkat ke Amerika Serikat diketahui merupakan pesawat Gulfstream G650ER.
Diketahui pula harga sewa jet pribadi akan mencapai Rp 8,7 miliar.
Usai postingan tersebut viral, Kaesang dilaporkan ke KPK karena jet pribadi tersebut merupakan hasil hadiah cuma-cuma, yakni hadiah dari salah satu perwakilan perusahaan e-commerce.
Sejauh ini, Komisi Pemberantasan Korupsi telah menerima dua laporan, satu dari Ketua Asosiasi Pemberantasan Korupsi Indonesia (MAKI), Boyamin Saiman dan dosen Universitas Negeri Jakarta (UNJ), Ubedilah Badrun.
(Tribunnews.com/Milani Resti) (KompasTV)