Nilai Tukar Rupiah Perkasa Dipengaruhi Isyarat Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Laporan reporter Tribunnews.com, Reynas Abdila

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Nilai tukar rupiah ditutup pada level Rp16.189 terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada perdagangan pasar Senin (5/8/2024).

Mata uang Garuda naik 11 poin atau 0,07 persen menjadi US$16.200 dari posisi sebelumnya, menurut Bloomberg.

Direktur Profit Forexindo Futures Ibrahim Assuibi mengatakan, anjloknya dolar AS mengikuti serangkaian pembacaan perekonomian AS.

Banyaknya lapangan kerja di sektor manufaktur dan pasar tenaga kerja menimbulkan kekhawatiran bahwa perekonomian terbesar di dunia ini melambat lebih cepat dari perkiraan sebelumnya.

“Prospek perekonomian yang lemah membuat para pedagang memperkirakan penurunan suku bunga yang lebih besar oleh Federal Reserve,” kata Ibrahim dalam catatan hariannya.

Oleh karena itu, terdapat indikasi penurunan suku bunga pada bulan September.

Bank sentral AS (The Fed) kemungkinan akan memangkas suku bunga sebesar 50 basis poin pada September 2024, mengakhiri tahun dengan suku bunga di bawah 100 basis poin.

Penurunan suku bunga AS mungkin berdampak pada penguatan rupee.

Selain itu, data indeks daya beli independen resmi pada hari Senin menunjukkan sektor jasa Tiongkok tumbuh lebih dari yang diperkirakan pada Juli 2024.

Hal ini menunjukkan bahwa beberapa aspek perekonomian tetap kuat meskipun terjadi penurunan aktivitas manufaktur.

“Angka ini membantu meningkatkan sentimen terhadap Tiongkok yang merupakan titik lemah komoditas, yaitu stabilitas perekonomian,” jelasnya.

Ibrahim mengatakan angka tersebut membantu sedikit meningkatkan sentimen terhadap Tiongkok setelah angka negatif pada sektor manufaktur pada minggu lalu.

Data penting perekonomian Tiongkok akan dirilis minggu ini, termasuk data perdagangan dan inflasi.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *