Laporan Reporter Tribunnews.com Ismoyo
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada pekan depan (17/6/2024) berpotensi semakin melemah dan bertahan di Rp 16.400 per dolar AS.
Pada akhir pekan lalu (14/6/2024), rupiah ditutup pada Rp 16.412 terhadap dolar AS.
Jika dicermati, mata uang Garuda melemah hingga 142 pips. Sedangkan pada Kamis (13/6/2024) nilai tukar Rupee berada pada level Rp 16.270.
Kepala Ekonom Bank Permata Jozua Pardede mengatakan fluktuasi mata uang Garuda pada pekan lalu dipengaruhi berbagai sentimen.
Pada pekan lalu, dolar AS kembali menguat terhadap mata uang global, baik negara maju maupun berkembang, termasuk rupee sehingga menyebabkan rupee melemah hingga ke level 16.400 per dolar AS.
Kinerja dolar AS terhadap mata uang yang termasuk dalam indeks dolar tercatat menguat sebesar 0,63 persen pada minggu ini dipengaruhi oleh melemahnya nilai tukar euro, sterling, dan yen Jepang masing-masing sebesar 0,91 persen (week-on-week/week), 0,25 persen (berat) dan 0,41 persen (berat).
“Penguatan dolar AS didorong oleh peralihan ke aset-aset safe-haven di tengah gejolak aset-aset Eropa yang sedang berlangsung menjelang pemilihan parlemen di Prancis akhir bulan ini,” kata Josua kepada Tribunnews, Minggu (16/06/2024). . ).
“Data inflasi AS yang sebelumnya lebih rendah dari perkiraan cenderung berkontribusi terhadap pelemahan dolar AS, namun hasil pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal pada bulan Juni menunjukkan bahwa The Fed hanya akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin (bps) pada tahun ini tidak termasuk penguatan dolar AS,” lanjutnya.
Joshua melanjutkan, selain faktor global, anjloknya nilai rupee juga dipengaruhi oleh pemberitaan kantor berita asing tentang kenaikan rasio utang pemerintah, meski sumbernya belum bisa dipastikan.
Ada kekhawatiran bahwa kebijakan belanja pemerintah berikutnya akan lebih ekspansif pada masa pemerintahan berikutnya, sehingga defisit bisa melebar tajam.
Kekhawatiran tersebut juga tercermin dalam imbal hasil obligasi 10-tahun yang naik 21 basis poin menjadi 7,20 persen pada minggu ini.
“Dengan masih adanya ketidakpastian pasar keuangan global, BI diperkirakan akan tetap berada di pasar untuk melakukan triple intervensi guna menjaga stabilitas nilai tukar rupiah, sehingga berpotensi berdampak pada pengembangan cadangan devisa di Malaysia. jangka pendek,” ujarnya.
Nilai tukar rupee diperkirakan masih melemah
Pengamat komoditas dan mata uang Lukman Leong memperkirakan indeks dolar AS akan terus menguat terhadap mata uang domestik lainnya, termasuk rupee, di masa depan.
Namun, ia menilai penguatan dolar AS tidak terlalu meyakinkan karena data perekonomian AS selama beberapa hari terakhir menunjukkan penurunan harga yang signifikan sehingga menyebabkan penurunan imbal hasil obligasi AS dan meningkatkan kemungkinan penurunan suku bunga Kormil. .
“Saya menilai penguatan dolar AS tidak terlalu menarik dan rentan terhadap pembalikan mengingat data perekonomian AS selama beberapa hari terakhir menunjukkan penurunan harga menyebabkan imbal hasil obligasi AS turun,” jelas Lukman kepada Tribunnews, Minggu. (16/06/2024).
Rupee diperkirakan akan bergerak fluktuatif antara Rp 16.350 dan Rp 16.550 pada minggu depan, tutupnya.