Nikmati Kelezatan Masakan Tanpa Khawatir, Bongkar Mitos MSG dan Kecerdasan Otak

TRIBUNNEWS.COM – “Misin berujung pada kebodohan”; ini adalah pepatah yang mungkin sering Anda dengar dalam kehidupan sehari-hari. Namun, apakah anggapan tersebut benar fakta atau hanya mitos belaka? Mari kita temukan kebenarannya bersama-sama!

Mycin atau monosodium glutamate (MSG) merupakan salah satu bumbu penyedap rasa yang sudah lama beredar di pasaran dan banyak digunakan untuk menambah cita rasa pada makanan.

Namun ampisilin juga sering dikaitkan dengan berbagai rumor negatif, salah satunya adalah anggapan bahwa bumbu pedas ini menyebabkan kebodohan.

Mengutip Kompas.com, rumor tersebut sudah beredar sejak tahun 1969. Sebuah penelitian saat itu menyuntikkan MSG ke tikus yang baru lahir. Penelitian menunjukkan bahwa bumbu-bumbu ini dapat berdampak buruk pada otak.

Hipotesis ini juga didukung oleh klaim bahwa glutamat dalam MSG dapat menyebabkan kelebihan glutamat di otak sehingga menyebabkan sel-sel otak menjadi terlalu terstimulasi, Healthline melaporkan.

Fakta Nyata yang Sedikit Diketahui Tentang MSG

Pertanyaannya, apakah penggunaan dan konsumsi MSG dalam masakan benar-benar berujung pada kebodohan?

Faktanya, penelitian ilmiah ekstensif selama bertahun-tahun menunjukkan bahwa penggunaan mycin dalam dosis yang wajar adalah aman dan tidak memiliki hubungan sebab akibat dengan kecerdasan manusia.

Perlu diketahui bahwa MSG bukanlah zat yang sepenuhnya buatan. MSG bahkan bisa muncul secara alami pada berbagai makanan, seperti tomat, keju, jamur, dan rumput laut. Rasa asin alami ini berasal dari asam amino glutamat dalam protein.

Saat kita mengonsumsi makanan yang mengandung MSG, tubuh kita memecahnya menjadi glutamat dan natrium. Asam glutamat kemudian dimetabolisme dengan cara yang sama seperti glutamat yang berasal dari protein alami.

Asam glutamat adalah salah satu asam amino esensial yang paling umum dalam tubuh manusia. Tubuh kita juga memproduksinya secara alami dan menggunakannya sebagai sumber energi dan sebagai penghubung antar sel saraf.

Artinya, tubuh kita sebenarnya sudah terbiasa mengolah glutamat, dan MSG tidak mengandung zat asing yang dapat menyimpang dan membahayakan tubuh, meskipun dikonsumsi setiap hari melalui berbagai bahan makanan utuh.

Selain itu, Badan Pengawas Obat dan Makanan Indonesia (BPOM) juga mencantumkan MSG sebagai bahan tambahan makanan yang aman dan wajar untuk dikonsumsi.

Berdasarkan laman resmi Kementerian Kesehatan, sesuai Peraturan Kementerian Kesehatan Nomor 033 Tahun 2012, MSG merupakan salah satu bahan tambahan pangan yang paling aman untuk meningkatkan cita rasa dan diperbolehkan digunakan dalam jumlah yang cukup.

MSG tidak bodoh

Kita sekarang tahu bahwa MSG adalah bahan tambahan yang aman untuk dikonsumsi. Namun apa hubungannya dengan kecerdasan?

Melansir Kompas.com, penelitian bertajuk “Kimia dan Toksikologi Pangan” pernah dilakukan pada tahun 1993. Penelitian menunjukkan bahwa MSG tidak menimbulkan efek berbahaya bagi tubuh, terutama otak.

Penelitian lain menunjukkan bahwa mengonsumsi MSG kemungkinan besar tidak akan memengaruhi kesehatan otak karena MSG sendiri tidak dapat melewati lapisan sel, atau penghalang darah-otak (BBB), yang bertindak sebagai filter otak.

Oleh karena itu, organisasi kesehatan internasional seperti FAO (Food and Agriculture Organization) dan WHO (World Health Organization) telah menyatakan MSG aman untuk dikonsumsi manusia.

Dengan fakta-fakta di atas, Anda kini tahu bahwa suplementasi MSG dengan dosis yang tepat dan sesuai anjuran sangatlah mudah.

MSG, sebaliknya, membantu meningkatkan nafsu makan dan juga dapat meningkatkan nilai gizi setiap kali makan. Jadi berhentilah mengkhawatirkan rumor negatif seputar bumbu ini!

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *