Ngaku Lulusan Universitas Cardiff City, Rupanya Gelar Doktor Menteri Pendidikan Mesir Ini Palsu

TRIBUNNEWS.COM – Menteri Pendidikan Mesir yang baru, Mohamed Abdel Latif, memicu kontroversi setelah pemeriksa online menemukan bahwa gelar doktornya yang diiklankan di materi promosi publik adalah palsu.

Resume Abdel Latif, yang diterbitkan oleh kementerian dan seluruh media pemerintah, memuat dua gelar sarjana di AS, termasuk gelar Ph.D. dari Cardiff City University di Amerika Serikat dan M.A. in Educational Development dari Lawrence University di Amerika Serikat pada tahun 2012.

Jurnalis dan pemeriksa fakta Mesir Hossam El-Hendi mempertanyakan keaslian gelar doktor yang diduga diterima Mohammed Abdel Latif.

Latif juga menggunakan gelar “dokter” sebagai indikasi kesaktiannya.

El-Hendy menemukan situs web universitas tersebut di Amerika dan mengatakan bahwa universitas tersebut adalah “universitas palsu yang menerbitkan dokumen dan sertifikat palsu tanpa kampus yang sebenarnya.

“Ini bukan Universitas Cardiff yang terkenal di Inggris,” lapor El-Hendy.

“Universitas palsu biasanya adalah perusahaan yang tidak memiliki kampus dan pengajar serta mengeluarkan dokumen atau sertifikat yang tidak memiliki akreditasi,” tulis jurnalis tersebut.

Gambar kampus di website Cardiff City University sebenarnya adalah Great Court of Trinity College yang merupakan bagian dari University of Cambridge.

Selain itu, alamat di situs universitas tersebut adalah milik gedung perkantoran sewaan di Washington yang digunakan untuk perusahaan startup di AS.

Domain email universitas berbeda dengan domain milik universitas dan tersedia untuk dijual.

“Menurut arsip domain universitas, pada tahun 2010 domain tersebut dikaitkan dengan universitas lain dan bukan Cardiff City University,” kata El-Hendy.

Selain itu, Middle East Eye tidak dapat menemukan program master dalam pengembangan pendidikan di situs Lawrence University. Universitas telah dihubungi untuk memberikan komentar.

Pengalaman terbaru Abdel Latif adalah menjalankan sekolah swasta. Ia pernah menjabat sebagai CEO Nermine Ismail (NIS), jaringan sekolah swasta milik ibunya, putri Field Marshal Ahmed Ismail.

Resumenya juga mencakup posisi sebelumnya sebagai CEO AdvancED Education, sebuah perusahaan yang berspesialisasi dalam akreditasi kredensial sekolah Amerika. Abdel Latif mendapat kritik keras 

Middle East Eye telah menghubungi kantor Abdel Latif untuk memberikan komentar.

Postingan El Hendi viral dan menimbulkan pertanyaan seputar kriteria pemilihan menteri di pemerintahan Presiden Sisi.

“Tentu saja gelar doktor tidak wajib bagi seorang menteri.”

“Tetapi ketika seorang menteri mengaku mempunyai gelar doktor yang sebenarnya merupakan gelar yang tidak diakui dari universitas palsu,”

“Ini bisa dikatakan tidak pantas dengan posisinya,” tulis Al-Mawkef al-Masri, sebuah media online yang kritis terhadap pemerintah. Reorganisasi penyelenggaraan negara

Pemerintahan baru Mesir dilantik pada Rabu (3/7/2024) setelah terjadi perombakan yang mempertahankan perdana menteri yang sama dan mengubah 20 portofolio, termasuk Abdel Latif.

Perombakan ini merupakan yang pertama sejak Presiden Abdel Fattah al-Sisi memulai masa jabatan ketiganya pada bulan April.

Kabinet baru akan menghadapi krisis energi dan perekonomian yang terbebani oleh utang yang sangat besar, namun diperkirakan akan berjalan berdasarkan konsensus setelah 10 tahun konsolidasi kekuasaan militer yang didominasi oleh pendukung Sisi.

(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *