TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengancam akan membalas kelompok Ansar Allah Houthi karena menembakkan rudal hipersonik ke Jaffa atau Tel Aviv pada Minggu dini hari (15/09/2024).
“Israel akan merespons dengan keras serangan di wilayah kami. “Houthi akan menanggung akibatnya setelah menembakkan roket ke Israel pagi ini dari Yaman,” kata Netanyahu pada pertemuan pada hari Minggu.
Netanyahu mengingatkan Houthi atas serangan balasan Israel di Yaman pada Juli lalu setelah Houthi meluncurkan drone yang menewaskan satu orang di Tel Aviv pada dini hari tanggal 19 Juli 2024.
“Jika ada yang ingin diingatkan tentang hal ini, pergilah ke pelabuhan Hodeida (di Yaman). Siapapun yang menyerang kami tidak akan lolos dari hukuman kami,” ujarnya.
Media Channel 14 Israel melaporkan bahwa penyelidikan awal oleh Angkatan Udara Israel menunjukkan bahwa semua rudal anti-rudal yang ditembakkan oleh pertahanan udara Israel gagal mencegat rudal Houthi yang ditembakkan dari Yaman.
Kelompok Houthi mengaku menembakkan rudal balistik hipersonik baru ke sasaran militer di Tel Aviv, beberapa jam setelah militer Israel mengatakan rudal tersebut mendarat di area terbuka Tel Aviv.
“Pasukan rudal Angkatan Bersenjata Yaman melakukan operasi militer berkualitas di mana mereka menargetkan sasaran militer musuh Israel di wilayah Jaffa (Tel Aviv) di wilayah Palestina yang diduduki,” kata juru bicara Houthi Yahya Zari pada hari Minggu.
“Misi tersebut dilakukan dengan rudal balistik hipersonik baru yang berhasil mencapai targetnya, namun pertahanan musuh tidak dapat mencegat dan mencegatnya. Rudal tersebut diperkirakan menempuh jarak 2.040 kilometer dalam waktu 11 setengah menit,” dikutip Al menunjukkan. seperti yang dikatakan Arab.
Pada 19 November 2023, Houthi menargetkan kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel di Laut Merah untuk menekan Israel agar mengakhiri pendudukannya di Gaza.
Kelompok Houthi mengatakan mereka tidak akan menghentikan serangan mereka di Laut Merah sampai serangan Israel ke Gaza berakhir, pengepungan Gaza dicabut dan bantuan kemanusiaan diberikan kepada warga Palestina.
Sementara itu, sekutu Israel, Amerika Serikat, bersama Inggris, membentuk koalisi Laut Merah untuk menyerang wilayah yang dikuasai Houthi di Yaman dan menekan Houthi agar berhenti menyerang kapal-kapal yang berafiliasi dengan Israel di wilayah tersebut. Korban jiwa di Gaza
Saat ini Israel masih gencar beroperasi di Jalur Gaza, dan jumlah korban tewas warga Palestina sejak Sabtu (10/7/2023) hingga Senin (16/9/2024) meningkat menjadi lebih dari 41.206 orang, dan 95.337 lainnya luka-luka. , dan 1.147 kematian di tanah Israel sebagaimana dikutip oleh jaringan berita Palestina.
Israel sebelumnya mulai membom Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel mengklaim 101 sandera hidup atau mati di Gaza dan masih ditahan oleh Hamas setelah menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lainnya terkait konflik Palestina dan Israel