TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu baru-baru ini memaparkan tujuan Israel dalam perang di Gaza kepada peserta pelatihan National Security College.
Dalam pidatonya, Netanyahu mengatakan bahwa tujuan melenyapkan Hamas, kelompok militan yang menguasai Gaza, Palestina, hampir tercapai.
“Israel semakin dekat dengan tahap akhir penggulingan Hamas secara militer,” kata Netanyahu, seperti dikutip Middle East Eye.
Ia juga mengatakan operasi militer akan terus berlanjut yang tidak seintens sebelumnya.
Sementara itu, kepulan asap terlihat membubung di atas Jalur Gaza pada Senin pagi (1/7/2024), saat tentara Israel melanjutkan operasinya di wilayah kantong Palestina.
Pasukan Israel mengatakan sekitar 20 roket ditembakkan dari Gaza menuju daerah pemukiman dekat perbatasan.
Belum ada laporan mengenai korban jiwa atau kerusakan pada saat berita ini dimuat.
Sehari sebelumnya, serangan udara Israel menewaskan sedikitnya tiga warga Palestina di Jalur Gaza tengah, menurut Kementerian Kesehatan Gaza yang dikelola Hamas.
Seorang jurnalis Associated Press di lokasi kejadian membenarkan pernyataan tersebut setelah melihat tiga jenazah mereka.
Serangan itu menambah jumlah korban tewas resmi Kementerian Kesehatan Gaza sebanyak 37.800 orang sejak Israel melancarkan serangan besar-besaran sebagai tanggapan atas serangan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober.
Dalam rapat kabinet pada Minggu (30/1/2024), Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan “tugas suci untuk membebaskan para sandera” dan menunda perjanjian perdamaian.
Namun hal itu belum cukup bagi banyak warga Israel, lapor VOA.
Ribuan orang kembali berkumpul di Tel Aviv untuk menuntut pemilu guna menggulingkan Netanyahu, di tengah seruan tindakan yang lebih tegas untuk memulangkan para sandera. Amerika berharap kesepakatan gencatan senjata bisa tercapai
Sementara itu, Amerika Serikat, bersama dengan mitra regionalnya, berupaya menjadi perantara kesepakatan damai antara Israel dan Hamas.
Menteri Luar Negeri Amerika Serikat Anthony Blinken pada Senin (7/1/2024) menyatakan masih optimistis bisa mencapai kesepakatan mengenai proposal gencatan senjata antara Israel dan Hamas.
Amerika Serikat, pada dasarnya, adalah sekutu terdekat Israel dalam hal dukungan material dan finansial.
Namun, jumlah seruan untuk gencatan senjata semakin meningkat setiap harinya, dengan semakin banyaknya foto dan video yang beredar mengenai korban sipil.
Pada Jumat (28/6/2024), PBB menyatakan setidaknya 60.000 orang terpaksa mengungsi di wilayah timur dan timur laut Kota Gaza.
Duta Besar AS untuk Mesir, Hero Mustafa Garg, mengunjungi depot bantuan kemanusiaan di penyeberangan perbatasan Sinai Utara dan Rafah di tengah seruan baru untuk perdamaian.
(Tribunnews.com, Andari Wulan Nugrahani)