Netanyahu Gagal Basmi Hamas, Menteri Kabinet Perang Israel Benny Gantz Mundur

Laporan Jurnalis Tribunnews.com Namira Yunia Lestanti

TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV – Menteri Perang Israel Benny Gantz resmi mengundurkan diri dari jabatannya di kabinet Perdana Menteri (PM) Benjamin Netanyahu pada Minggu (9/6/2024).

Pengumuman ini disampaikan jenderal perang tertinggi Israel karena frustrasi dengan Benjamin Netanyahu yang terus menghalangi Israel mencapai kemajuan nyata melawan Hamas di Jalur Gaza.

“Netanyahu menghalangi kita untuk mencapai kemenangan nyata,” katanya dalam sebuah pernyataan, seperti dikutip CNN International.

“Untuk alasan ini kami meninggalkan pemerintahan darurat sekarang, dengan berat hati, tapi sepenuh hati,” katanya.

Selain mengundurkan diri dari pemerintahan, Benny Gantz juga meminta Netanyahu segera mundur sebagai Perdana Menteri dan menetapkan tanggal pemilu baru, serta mendesaknya untuk tidak membiarkan negara Israel terkoyak.

Benny Gantz mengancam akan mundur dari pemerintahan darurat Israel bulan lalu jika Benjamin Netanyahu gagal menyampaikan rencana pascaperang untuk wilayah Palestina. Namun Netanyahu tidak mengabulkannya.

Alasan inilah yang mendorong pria berusia 65 tahun itu mengundurkan diri sebagai menteri perang Israel di tengah panasnya konflik Gaza.

Meskipun kepergian Gantz tidak akan menggulingkan koalisi yang berkuasa, karena partai Ketahanan Israel yang berhaluan tengah hanya memiliki enam kursi di Knesset (Parlemen), langkahnya berpotensi menimbulkan gelombang kejutan di seluruh dunia politik Yahudi.

Dimana perdana menteri Israel akan kehilangan dukungan dari blok sentris, yang membantunya memperluas dukungan terhadap pemerintah di dalam dan luar negeri.

Kehadiran Gantz dipandang sebagai kontribusi besar dalam meningkatkan kredibilitas Israel di mata mitra internasionalnya. Gantz bahkan disebut-sebut menjadi kandidat terkuat pengganti Netanyahu jika Israel menggelar pemilu hari ini. Menteri Kabinet Perang Kompak mengundurkan diri

Selain pengunduran diri Benny Gantz, beberapa perwira senior militer Israel di unit Pasukan Pendudukan Israel (IOF) sebelumnya juga telah mengusulkan pengunduran diri massal.

Isu ini mencuat setelah Kolonel Butbul dan Kolonel Moran Katz dikabarkan mengundurkan diri dari jabatannya di unit IOF.

Tak lama setelah informasi tersebut tersebar, Juru Bicara Internasional untuk tentara pendudukan Israel, Letnan Richard Hecht, pun mengundurkan diri.

Disusul beberapa orang penting yang tergabung dalam pasukan militer Laksamana Muda Daniel Hagari, seperti Kolonel Butbul dan Kolonel Moran Katz, dikutip dari Al Mayadeen.

Tidak dijelaskan secara spesifik mengapa para pejabat militer Israel bersatu dalam melakukan pengunduran diri massal.

Namun menurut informasi yang dihimpun media lokal Channel 14, pengunduran diri tersebut mencerminkan gejolak di dalam Unit tersebut, akibat perbedaan pendapat di antara mereka mengenai pendudukan Rafah, Gaza, Palestina.

Apalagi, sebelum pengunduran diri massal digelar, Perdana Menteri Benjamin Netanyahu terus menekan pasukannya untuk mencari solusi cepat guna memperluas operasi militer di Gaza.

Menurut laporan di situs Walla, Israel mengungkapkan bahwa alasan anggota tentara pendudukan di Jalur Gaza mengundurkan diri adalah karena mereka lelah menghadapi krisis pangan dan tempat tinggal.

Beberapa tentara dilaporkan membelot dari batalion tersebut untuk menghindari pertempuran melawan Hamas di Jalur Gaza. Gara-gara masalah ini, brigade baru Israel terancam dibubarkan.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *