Reporter Tribunnews.com Namira Junia melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, TEL AVIV – Sistem pertahanan udara Iron Dome milik Israel mungkin tidak mampu melindungi penduduk dari serangan pesawat tak berawak atau drone milik Iran yang mematikan.
Hal tersebut diungkapkan The Wall Street Journal (WSJ), dalam laporannya WSJ menjelaskan bahwa tingkat kemampuan yang dimiliki Iran dan gerakan Hizbullah Lebanon dinilai lebih tinggi.
Jika serangan berlanjut dalam waktu yang lebih lama, sistem udara “Iron Dome” akan menembakkan rudal jarak pendek dan melindungi daerah berpenduduk dari serangan Iran.
“Serangan yang dilakukan oleh Iran dan proksinya ini bisa menjadi ujian terbesar terhadap sistem pertahanan udara berlapis yang seharusnya melampaui sistem Iron Dome yang dibanggakan rezim tersebut,” tulis WSJ, mengutip Royan News.
FYI, Iron Dome sendiri merupakan kubah besi yang dirancang untuk melindungi Israel dari serangan udara musuh seperti roket, artileri, dan mortir. Kubah besi ini dapat bekerja dalam kondisi cuaca apapun.
Sejak mulai beraksi pada tahun 2011, tidak ada yang meragukan kehebatan Iron Dome dalam menghancurkan rudal musuh. Hal ini terlihat dari data yang dipublikasikan Israel Defense Forces (IDF).
Senjata yang dibuat oleh perusahaan negara Israel Rafael Advanced Defense Systems Ltd dan perusahaan Amerika Raytheon Technologies Cor ini telah berhasil menembak jatuh 75 persen serangan rudal musuh, sehingga meningkatkan benteng pertahanan Israel.
Selain untuk mencegah serangan musuh, perisai ini dilengkapi dengan sistem anti rudal kinetik jarak pendek yang mampu menghancurkan rudal musuh hanya dengan satu tembakan. Jika rudal tersebut menimbulkan ancaman, Iron Dome akan menembakkan rudal dari darat untuk menghancurkannya di udara.
Namun belakangan ini, kemampuan sistem pertahanan udara Iron Dome semakin melemah, terbukti dengan beredarnya gambar di media sosial yang menunjukkan drone canggih Iran menghancurkan baterai Iron Dome. Mengukur Kekuatan Drone Iran
Iran diketahui membangun gudang senjata drone yang diproduksi secara lokal dan mengekspor teknologi drone ke sekutunya, sehingga meningkatkan kemampuan Teheran untuk mengancam AS dan sekutunya di Timur Tengah.
Seiring dengan peningkatan kemampuan ekspor senjatanya, Iran mengatakan militernya memiliki drone yang mampu mengirimkan rudal berpemandu presisi dengan jangkauan 2.000 kilometer, ketahanan terbang lebih dari 24 jam, dan kemampuan siluman.
Dilaporkan oleh Interesting Engineering dan Iranprimer.usip.org Iran memiliki beberapa drone yang digunakan untuk serangan dan pertahanan, termasuk drone Shaded-129 yang mampu terbang di atas 25.000 kaki dengan waktu tempuh 24 jam dan jarak jelajah hingga 211 km.
Lalu ada drone Mohajer-10 yang mampu terbang selama 24 jam dengan jangkauan 2.000 km. Rudal Arash dapat melakukan perjalanan dan meledakkan sasaran dengan persediaan bahan peledak seberat 30 kilogram.
Serta pesawat tak berawak Shahed-136 yang memiliki sistem senjata mampu menampung 40 kilogram bahan peledak dengan jangkauan 2.500 kilometer dan durasi penerbangan hingga 40 menit.