Netanyahu dan Biden Bertemu, Gencatan Senjata Israel-Hamas Makin Dekat, Benarkah?

TRIBUNNEWS.COM – Pertemuan antara Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan Presiden AS Joe Biden. Benarkah gencatan senjata di Jalur Gaza semakin dekat?

Pada Kamis (25/7/2024), Biden menjamu Netanyahu di Gedung Putih di Washington, DC, dan keduanya membahas gencatan senjata di Gaza.

Setelah pertemuan tersebut, para pejabat Amerika mengonfirmasi bahwa perundingan telah mencapai tahap akhir dan Biden akan mendesak Netanyahu untuk menerima gencatan senjata.

“Saya pikir pesan dari pihak Amerika dalam pertemuan tersebut adalah kita perlu mencapai kesepakatan secepat mungkin,” kata juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller, Kamis (257/2024).

Biden dan Netanyahu, yang telah menjalin hubungan selama beberapa dekade sejak Biden menjadi senator AS pada tahun 1970-an, berfoto di Ruang Oval.

“Banyak yang ingin kami sampaikan,” kata Biden.

“Saya ingin mengucapkan terima kasih kepadanya atas 50 tahun pelayanan publik dan 50 tahun dukungannya terhadap Negara Israel,” kata Netanyahu. 

Ini adalah pertama kalinya kedua pemimpin bertemu langsung sejak kunjungan Biden ke Israel menyusul serangan pimpinan Hamas pada 7 Oktober di Israel selatan. Pertemuan yang menegangkan

Biden dan Netanyahu bentrok sebentar ketika Amerika Serikat marah atas tingginya angka kematian warga sipil Palestina di Gaza dan penolakan Netanyahu untuk membahas rencana pascaperang di Gaza.

Keduanya bertemu setelah Netanyahu menyelesaikan pidatonya di hadapan Kongres AS, Rabu (24/7/2024).

Saat memasuki Aula Majelis Umum, Netanyahu disambut dengan tepuk tangan, namun setidaknya 60 anggota parlemen AS memboikot pidato Netanyahu di Capitol Hill.

Ribuan demonstran bahkan berkumpul di Washington untuk mengungkapkan kemarahan mereka atas pembantaian Israel di Gaza.

Mantan perunding Timur Tengah Aaron David Miller mengatakan bahwa kunjungan Netanyahu terjadi pada saat hubungan AS-Israel berada di bawah “tekanan.”

Miller mengatakan dalam sebuah acara yang diselenggarakan oleh Middle East Institute pada Kamis (25/7/2024) bahwa “dukungan bilateral yang mendefinisikan hubungan (AS-Israel) mulai retak.”

Dia meragukan apakah kunjungan Netanyahu akan membawa hasil nyata bagi Israel.

Miller mengatakan ini adalah masa paling tegang dalam hubungan AS-Israel dalam beberapa dekade terakhir. Menabur konflik

Netanyahu memberikan sejumlah pidato kontroversial di Parlemen.

Pada tahun 2015, ia membuat marah pemerintahan Obama karena menggunakan waktunya untuk berbicara di hadapan anggota parlemen untuk menyerang perjanjian nuklir AS-Iran.

Namun pernyataannya kemarin beralih ke kebijakan dalam negeri Amerika, karena ia mengecam para pengunjuk rasa pro-Palestina dan menggambarkan mereka sebagai “gila” terhadap Iran, mengutip para pejabat senior Amerika, sehingga Teheran dapat menyulut protes tersebut, bahkan jika ia tidak memiliki bukti.

Sebagai cerminan dari perpecahan di kalangan Partai Demokrat, Sekretaris Pers Gedung Putih John Kirby mendukung klaim Netanyahu sambil mengasingkan para pemimpin Israel.

Dia menambahkan, “Kami tahu bahwa Iran benar-benar berusaha melakukan campur tangan di sini. Mereka mencoba memecah belah.”

“Mereka jelas membantu mendanai sebagian pengunjuk rasa,” kata Kirby.

Bahkan jika Biden menjadi presiden saat ini, penandatanganan gencatan senjata akan tetap menjadi kemenangan bagi pemerintahannya ketika Wakil Presiden Kamala Harris bersiap menghadapi Donald Trump pada pemilu November 2024.

Pembicaraan gencatan senjata berlanjut selama beberapa bulan di tengah kekhawatiran Hamas akan mencapai kesepakatan dengan Israel yang tidak akan menjamin berakhirnya pertempuran secara permanen.

David Schenker, mantan pejabat senior AS yang sekarang bekerja di Washington Institute for Near East Policy, mengatakan kunjungan Netanyahu tidak mungkin mengubah dinamika di medan perang, namun mengatakan gencatan senjata dapat semakin diperkuat. Puluhan orang tewas dalam serangan udara Israel di Jalur Gaza selatan

Sementara itu, ketika Netanyahu sedang dalam perjalanan bisnis ke Amerika Serikat, tentara Israel melakukan serangkaian serangan di dalam dan sekitar Khan Yunis dan Rafah di Gaza selatan, kantor berita Palestina Wafa melaporkan.

Sumber medis menyebutkan 32 jenazah tiba di Rumah Sakit Nasser di Khan Yunis pada Kamis (25/7/2024) dini hari.

Serangan tersebut antara lain: seorang wanita tewas dan sejumlah lainnya terluka akibat serangan tersebut, dan satu orang menjadi syahid dan sejumlah lainnya terluka dalam serangan udara Israel yang menargetkan kota Bani Suhaila, sebelah timur Khan. Yunis. Younis menemukan mayat tak dikenal dari bawah rumah yang dihancurkan oleh tentara pendudukan Israel di Bani Suhaila. Sebuah drone Israel mengebom lingkungan Sheikh Nasser di Khan Yunis, menewaskan dua orang dan melukai lainnya. Tentara Israel menembak dua orang di kota Khan Yunis, sebelah utara Rafah. Tentara Israel menembak seseorang di Al-Shakush, barat laut Rafah.

(Tribunnews.com, Andari Wolan Nugrahani)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *