Netanyahu Blak-blakan Sebut Iran Musuh Israel dan AS, Tuduh Poros Perlawanan jadi Kaki Tangannya

TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyebut Iran sebagai musuh Israel dan Amerika Serikat (AS).

Ia mengklaim bahwa Iran adalah sumber ketidakstabilan di Timur Tengah.

Netanyahu rupanya diam-diam meminta pendapat para pemimpin negara-negara Arab di Timur Tengah tentang pandangannya terhadap Iran.

“Saya mengatakan kepada teman-teman saya di Timur Tengah bahwa Iran adalah sumber dari segala kekacauan dan berupaya memaksakan Islam radikal,” kata Netanyahu dalam pidatonya di Kongres AS, Rabu (24/7/2024) malam.

“Rezim Iran telah memerangi Amerika Serikat sejak didirikan,” lanjutnya, mengacu pada revolusi Iran pada tahun 1979.

Netanyahu mengklaim Iran akan menaklukkan Timur Tengah terlebih dahulu sebelum menargetkan Amerika Serikat.

“Iran menyadari bahwa mereka harus menguasai Timur Tengah terlebih dahulu sebelum menghadapi Amerika Serikat,” katanya.

Perdana Menteri Israel mengatakan Iran mendanai berbagai kelompok perlawanan untuk menargetkan kepentingan Amerika dan Israel di Timur Tengah.

Menurutnya, jika Israel melawan Hamas, Hizbullah, dan Houthi, berarti membunuh Iran.

“Sementara Israel berusaha mencegah Iran mengembangkan senjata nuklir, Israel melindungi dirinya sendiri dan Amerika Serikat,” katanya, mengacu pada serangan Israel terhadap kelompok perlawanan.

“AS akan menjadi target selanjutnya jika tangan Israel terikat,” ujarnya, seperti dilansir Sawt Beirut.

Netanyahu menyebarkan propagandanya dalam pidatonya dengan mengatakan bahwa serangan militer Israel di Jalur Gaza, Suriah, Lebanon, dan Yaman adalah untuk melindungi AS, serta untuk melindungi Israel.

Dia meyakinkan AS bahwa Israel dan AS mempunyai kepentingan dan musuh yang sama di Timur Tengah.

“Perang kami adalah perang Anda, musuh kami adalah musuh Anda, dan kemenangan kami adalah perang Anda. Sebuah kemenangan bagi Amerika Serikat. Kami tidak hanya melindungi diri kami sendiri, tetapi juga Amerika Serikat,” kata Netanyahu.

Perdana Menteri Israel menyatakan klaimnya bahwa militer Israel hampir meraih kemenangan atas Hamas di Jalur Gaza.

Ia menilai serangan militer tersebut merupakan bagian dari serangan Israel terhadap Poros Perlawanan, yaitu kelompok perlawanan yang didukung Iran. Hubungan antara Israel dan Iran

Hubungan antara Israel dan Iran memburuk setelah revolusi Iran tahun 1979 yang dipimpin oleh Ayatollah Ruhollah Khomenei.

Revolusi tersebut menggulingkan kekuasaan Shah (Raja) Iran, Mohammad Reza Shah Pahlavi yang bersekutu dengan Amerika Serikat (AS), Inggris Raya, dan Israel.

Setelah Revolusi Iran, Israel menuduh Iran menerapkan kebijakan anti-Israel, mendanai front perlawanan seperti Hamas, Jihad Islam Palestina (PIJ), Hizbullah, Houthi, kelompok perlawanan Irak, Lebanon dan Suriah untuk berperang melawan Israel dan kepentingan sekutunya. . .

Selain itu, Israel meyakini Pasukan Quds Iran merupakan misi luar negeri Iran untuk meningkatkan hubungan di bidang perlawanan dengan berbagai negara.

Saat ini, Israel melanjutkan agresinya di Jalur Gaza pasca operasi banjir Al-Aqsa yang dilancarkan Hamas pada 7 Oktober 2023.

Korban tewas warga Palestina bertambah menjadi 39.145 orang dan 90.257 lainnya luka-luka sejak Sabtu (10/7/2023) hingga Rabu (24/7/2024), dan 1.147 orang tewas di wilayah Israel, dikutip Xinhua News.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lainnya terkait konflik Palestina vs Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *