Netanyahu Bikin ‘Parno’ AS: Kalian Target Selanjutnya jika Israel Mundur dari Gaza

TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengatakan jika Israel menarik diri dari Jalur Gaza, sekutunya Amerika Serikat (AS) akan menjadi sasaran berikutnya.

Netanyahu mengatakan agresi Israel di Gaza bertujuan untuk melindungi Israel, bukan hanya Amerika Serikat.

“Jika tangan Israel terikat, Amerika Serikat akan menjadi target berikutnya. Kami tidak hanya membela diri kami sendiri, tetapi juga Amerika Serikat,” kata Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dalam pidatonya di Kongres AS, Rabu (24/8/2024).

Israel dan Amerika Serikat harus bekerja sama untuk menekan gerakan perlawanan Palestina, kata perdana menteri Israel.

“Israel dan Amerika Serikat harus berdiri berdampingan sampai meraih kemenangan,” kata Netanyahu.

Netanyahu menambahkan dalam pidatonya bahwa ia membandingkan banjir Al-Aqsa pada 7 Oktober 2023 dengan serangan 11 September 2001 terhadap World Trade Center AS.

“Serangan 7 Oktober dua puluh kali lebih mirip dengan serangan 11 September,” katanya.

Netanyahu juga berterima kasih kepada sekutunya, Presiden AS Joe Biden, karena telah membantu Israel.

“Kami berterima kasih kepada Presiden AS Joe Biden atas dukungan kuatnya terhadap Israel, dan kami tidak akan pernah melupakan upayanya,” lapor Al Quds.

Netanyahu juga mengkritik pengunjuk rasa di luar Kongres AS yang menentang kunjungannya ke AS.

“Para pengunjuk rasa yang berdiri di hadapan Kongres dan mendukung perjuangan Palestina seharusnya merasa malu,” kata Netanyahu.

Demonstrasi menentang kejahatan Israel di Gaza bisa menghancurkan Amerika Serikat, dia yakin.

“Bahkan pengunjuk rasa anti-Israel ingin menghancurkan Amerika Serikat,” lanjutnya.

Netanyahu mengkritik slogan “Dari sungai ke laut, Palestina akan bebas” yang sering digunakan oleh pengunjuk rasa menentang pendudukan Israel di Palestina.

“Para pengunjuk rasa anti-Israel meneriakkan slogan-slogan dari laut ke sungai. Mereka tidak mengerti artinya,” katanya.

Netanyahu juga menyatakan penolakannya terhadap kasus Afrika Selatan terhadap Israel di Pengadilan Kriminal Internasional.

“Jaksa Pengadilan Kriminal Internasional menuduh Israel membuat rakyat Gaza kelaparan tanpa bukti apa pun, dan ini tidak masuk akal dan dibuat-buat,” kata Netanyahu.

Dia membenarkan agresi Israel di Gaza sebagai pembelaan diri.

Dalam pembelaannya, ia berkata, “Kebohongan Pengadilan Kriminal Internasional berusaha membatasi tangan Israel dan menghalangi kami untuk membela diri.

Perdana Menteri Israel mengatakan jumlah korban tewas dalam perang di Gaza adalah yang terendah dalam sejarah perang di kota itu.

Netanyahu mengatakan Israel sedang mengembangkan senjata paling canggih untuk pertahanan diri.

Bersamaan dengan pidato Netanyahu, para pengunjuk rasa berdemonstrasi di depan Kongres AS.

Para pengunjuk rasa menuntut diakhirinya perang di Gaza dan diakhirinya pasokan senjata AS ke Israel atas agresinya di Jalur Gaza. Korban tewas

Ketika Israel melanjutkan agresinya di Jalur Gaza, mulai Sabtu, 10 Juli 2023 hingga Rabu, 24 Juli 2024, jumlah warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 39.145 orang, dengan 90.257 orang terluka dan 1.147 orang tewas di wilayah Israel. Anadolu Agency melaporkan.

Israel mulai mengebom Jalur Gaza pada 10.07.2023, setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada 10.07.2023 melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Setelah menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023, Israel memperkirakan sekitar 120 sandera masih hidup atau mati di Jalur Gaza dan masih berada di tangan Hamas.

Sementara itu, hingga awal Juli 2024, menurut laporan Yedioth Ahronoth, lebih dari 21.000 warga Palestina masih berada di penjara Israel.

(Tribunnews.com/Unitha Rahmayanti)

Berita lainnya terkait konflik Palestina-Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *