Netanyahu akan Bertemu dengan Pejabat Keamanan Israel untuk Bahas Pertukaran Sandera dengan Hamas

Netanyahu akan bertemu dengan pejabat keamanan Israel untuk membahas pertukaran sandera dengan Hamas

TRIBUNNEWS.COM – Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan bertemu dengan pejabat keamanan Israel untuk membahas pembicaraan dengan Hamas mengenai sandera.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu akan bertemu dengan para pejabat tinggi keamanan pada Minggu malam untuk membahas negosiasi dengan Hamas mengenai pertukaran sandera, media Israel Anadolu Agency melaporkan.

Dalam pertemuan tersebut, Netanyahu akan memutuskan komposisi tim perunding yang akan berangkat ke Qatar untuk melakukan perundingan, lapor Channel 13 Israel.

Saluran tersebut, mengutip sumber Mossad, mengatakan bahwa para pejabat Israel optimis mencapai kesepakatan untuk memulangkan sandera Israel dari Jalur Gaza.

Sumber itu mengatakan Israel sekarang melihat “saat yang tepat” untuk mencapai kesepakatan dan otoritas keamanan telah menyarankan para pemimpin politik untuk memanfaatkannya.

Menurut surat kabar Yedioth Ahronoth, tim perunding berencana meninggalkan Israel pada hari Senin untuk menyelesaikan pertukaran sandera dengan Hamas.

Selama berbulan-bulan, upaya Amerika Serikat, Qatar dan Mesir untuk menengahi kesepakatan antara Israel dan Hamas mengenai pertukaran sandera dan gencatan senjata terhambat oleh penolakan Netanyahu terhadap seruan Hamas untuk menghentikan permusuhan.

Israel, yang mengabaikan resolusi Dewan Keamanan PBB yang menuntut gencatan senjata segera, telah menghadapi kecaman internasional atas serangan brutal yang terus berlanjut di Gaza sejak kelompok Palestina Hamas menyerang pada 7 Oktober 2023.

Menurut otoritas kesehatan setempat, lebih dari 38.150 warga Palestina, sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas dan lebih dari 87.800 lainnya terluka.

Sembilan bulan setelah perang Israel, sebagian besar wilayah Gaza masih hancur akibat blokade makanan, air bersih, dan obat-obatan yang melumpuhkan.

Israel telah dituduh melakukan genosida oleh Mahkamah Internasional, yang keputusan terbarunya memerintahkan Israel untuk segera menghentikan operasi militer di kota selatan Rafah, tempat lebih dari satu juta warga Palestina mencari perlindungan dari perang sebelum invasi 6 Mei.

Sumber: MONITOR TIMUR TENGAH

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *