TRIBUNNEWS.COM – Kelompok ekstremis Israel bernama Tzav 9 mendapat sanksi dari Departemen Luar Negeri Amerika Serikat (AS) pada Jumat (14/6/2024), karena mengganggu aliran bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza.
“Hari ini, Kementerian Luar Negeri mengatakan bahwa Tzav 9, sebuah kelompok ekstremis kekerasan di Israel, memblokir, mengganggu, dan merusak konvoi yang membawa bantuan kemanusiaan ke warga sipil di Gaza,” kata Kementerian dalam pernyataannya, dikutip Anadolu Agency.
AS mengatakan Tzav yang beranggotakan sembilan orang telah berulang kali mengganggu pengiriman bantuan ke Gaza.
Kelompok ini dikatakan telah memblokir jalan-jalan di sepanjang rute dari Yordania ke Gaza, termasuk di Tepi Barat.
Tzav juga merusak truk bantuan dan melemparkan paket bantuan kemanusiaan ke jalan.
“Pada 13 Mei 2024, 9 anggota Tzav menjarah dan kemudian membakar dua truk dekat Hebron di Tepi Barat yang membawa bantuan kemanusiaan untuk pria, wanita dan anak-anak di Gaza.”
Amerika Serikat menyatakan pemberian bantuan kemanusiaan sangat penting untuk mencegah krisis kemanusiaan di Gaza semakin parah.
Menurut Amerika Serikat, pemerintah Israel mempunyai tanggung jawab untuk menjamin keselamatan konvoi kemanusiaan yang singgah di Israel dan Tepi Barat dalam perjalanan ke Gaza.
“Kami tidak akan mentolerir tindakan sabotase dan kekerasan yang menargetkan bantuan kemanusiaan penting,” kata kementerian tersebut.
Sementara itu, perang di Gaza masih terus berlangsung.
Israel telah dikritik karena invasinya ke tanah Palestina sejak awal perang pada 7 Oktober 2023.
Meski Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi yang menyerukan gencatan senjata, Israel tetap bersikeras melakukan operasi militer.
Kini perang telah berlangsung selama 8 bulan dan jumlah warga Palestina yang tewas akibat serangan Israel mencapai 37.300 orang. Korban luka-luka mencapai 85.100 orang. Ribuan truk bantuan tidak bisa masuk ke Gaza
Ribuan truk yang membawa bantuan kemanusiaan ke Jalur Gaza kini terjebak di sisi penyeberangan Rafah di Mesir.
Truk tidak bisa masuk ke Gaza karena perlintasan Rafah masih ditutup.
“Lebih dari 2.000 truk yang membawa bantuan kemanusiaan dan barang-barang komersial kini menunggu di Mesir, siap memasuki Gaza,” kata Direktorat Jenderal Perlindungan Warga Sipil Eropa dan Operasi Bantuan Kemanusiaan melalui media sosial X u Selasa (11/6/2024). .
“Karena operasi militer [Israel] yang intens, penyeberangan Rafah tetap ditutup.”
Oleh karena itu, Uni Eropa menyerukan akses yang aman dan berkelanjutan terhadap bantuan kemanusiaan.
Pengarah juga mengunggah video pendek di X yang memperlihatkan beberapa truk bantuan yang diparkir di sisi penyeberangan Rafah di Mesir.
Penyeberangan tersebut telah dikendalikan oleh tentara Israel sejak 7 Mei.
(Berita Tribune/Februari)