TRIBUNNEWS.
NEC telah bermitra dengan perusahaan konstruksi Larsen & Toubro Limited di India dan proyek proyek khusus oleh Sojitz Corporation, sebuah perusahaan perdagangan besar Jepang.
Misako Ebisawa, General Manager Divisi Jaringan Transportasi Global, NEC Corporation, mengatakan:
Dalam keterangan tertulisnya, Jumat (2/8/2024), perseroan menegaskan akan berkomitmen meningkatkan kemampuan dalam menyediakan infrastruktur yang aman, terjamin, dan efisien.
Mirip dengan MRT Jakarta Fase 1 yang selesai pada Maret 2019, NEC akan membangun sistem komunikasi serta sistem pemantauan dan pendataan untuk perluasan tersebut.
Suatu sistem komunikasi yang menggunakan topologi sirkuit yang menggunakan teknologi komunikasi backbone, sistem alamat publik dan sistem komunikasi lainnya yang terhubung ke jaringan dasar.
Sistem peralatan SCADA memantau dan mengendalikan peralatan dan proses yang diperlukan untuk pengoperasian kereta api, serta sistem pengumpulan data.
Sekadar informasi, proyek ini didukung oleh pemerintah Jepang melalui Pinjaman Bantuan Pembangunan Japan International Cooperation Agency (JICA).
Proyek MRT Jakarta Fase 2 akan memperpanjang jalur sepanjang 16 kilometer (Stasiun Lebak Bulus-Stasiun Bundaran) yang dibuka pada tahap pertama ke arah utara sekitar 6 kilometer (antara Stasiun Bundaran dan Stasiun Kota). km
Jalur ini akan membawa penumpang antara Stasiun Libak Bulus dan Stasiun Kota dalam waktu sekitar 45 menit dan akan mulai beroperasi pada tahun 2030.