Nasrallah ‘Kebanjiran’ Juru Tempur, Ribuan Pejuang Timteng Ingin Gabung Hizbullah buat Gebuk Israel

Tribune News.com – Ribuan pejuang dari Asia Barat atau Timur Tengah menyatakan bersedia berangkat ke Lebanon untuk bergabung dengan kelompok Hizbullah.

Pejuang yang didukung Iran ingin membantu Hizbullah melawan Israel jika konflik antara keduanya mencapai titik perang skala penuh.

Hal ini dilaporkan oleh para pejabat yang didukung oleh faksi dan analis Iran.

Saat ini situasi di perbatasan Israel-Lebanon masih panas. Masing-masing dari mereka hampir setiap hari melepaskan tembakan sejak perang di Gaza dimulai pada 7 Oktober 2023.

Situasi memburuk bulan ini setelah Israel melancarkan serangan udara di Lebanon selatan yang menewaskan seorang komandan Hizbullah.

Hizbullah membalas serangan itu dengan menembakkan ratusan roket dan drone ke Israel utara.

Di sisi lain, para pejabat Israel mengancam akan melancarkan serangan militer ke Lebanon jika tidak melakukan negosiasi untuk mengusir pejuang Hizbullah dari perbatasan Israel-Lebanon.

Selama dekade terakhir, pejuang yang didukung Iran dari Lebanon, Irak, Afghanistan dan Pakistan telah berjuang bersama dalam konflik di Suriah. Mereka mendukung Presiden Suriah Bashar Assad.

Para pejabat dari kelompok yang didukung Iran mengatakan para militan juga dapat bergabung dalam operasi melawan Israel.

Sementara itu, pemimpin Hizbullah Hassan Nasrallah mengungkapkan keinginannya untuk bergabung dengan para pejuang pada Rabu pekan lalu.

Dia mengatakan para pemimpin Iran, Irak, Suriah, Yaman dan negara-negara lain telah menawarkan pengiriman ribuan pejuang untuk membantu Hizbullah.

Namun, Nasrallah mengatakan Hizbullah sudah memiliki lebih dari 100.000 pejuang.

“Kami berterima kasih kepada mereka, tapi kami kewalahan dengan jumlah pejuang yang kami miliki,” kata Nasrallah seperti dikutip NBC News.

Faktanya, dia mengklaim Hizbullah hanya menggunakan Hizbullah sebagai pejuang dalam perang melawan Israel saat ini.

Para pejuang yang disebutkannya merupakan personel khusus yang menembakkan rudal dan drone.

Namun, Hizbullah kemungkinan akan menerima tawaran para pejuang tersebut jika terjadi perang skala penuh.

Pada tahun 2017, ia mengatakan para pejuang dari Iran, Irak, Yaman dan Pakistan akan menjadi “mitra” dalam perang semacam itu.

Saat ini, terdapat ribuan pejuang yang dikerahkan di Suriah dan bisa mencapai perbatasan Israel-Lebanon.

Sejak dimulainya perang di Gaza, banyak kelompok militan telah merencanakan serangan terhadap Israel dan sekutunya.

“Kami akan [berperang] bersama Hizbullah [jika perang besar terjadi],” kata seorang pejabat dari kelompok yang didukung Iran di Irak.

Para pejabat dan pejabat Irak lainnya serta beberapa penasihat sudah berada di Lebanon. Hizbullah menyerang pangkalan militer Israel

Minggu lalu, Hizbullah mengakui adanya serangan pesawat tak berawak di barak “Beit Hillel”, markas komando Brigadir Israel “Sahel”.

Mehr News melaporkan banyak perwira dan tentara Israel yang tewas dan terluka dalam serangan itu.

Hizbullah mengatakan serangan itu merupakan bentuk dukungan terhadap warga Palestina di Gaza yang kini menghadapi serangan Israel.

Selain itu, serangan tersebut merupakan respons terhadap operasi pembunuhan Israel di Lebanon.

Sementara itu, sehari sebelumnya sebuah drone Israel menyerang sebuah mobil di kota Khiyara di Bekaa Barat, menewaskan pengemudinya.

Pengemudinya dilaporkan adalah Ayman Hashem Ghatma, yang merupakan ketua partai politik Kelompok Islam di Lebanon.

Partai tersebut menggambarkan serangan itu sebagai “kejahatan baru” yang dilakukan oleh rezim Zionis terhadap rakyat Lebanon dan Palestina.

(Berita Tribun/Februari)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *