Nasib Pria yang Makan dan Bayar Sesukanya di Warteg, Ingin Makan Enak, tapi Uang Pas-pasan

TRIBUNNEWS.COM – Sebuah video yang memperlihatkan kelakuan seorang pria yang menolak membayar makanan yang disantapnya tersebar luas di media sosial.

Kecelakaan itu terjadi di sebuah tempat bernama warteg Tegal di Tanah Abang, Jakarta Pusat.

Dalam kasus ini, seorang pria bernama AF (32) diamankan polisi.

Penangkapan AF dibenarkan Kapolres Metro Tanah Abang AKBP Aditya Simanggara.

Mengutip Kompas.com, Minggu, ia mengatakan, “Tim menangkap pelaku bergelar AF karena tertular virus yang tidak dibayar sesuai porsi makannya.”

Namun belakangan, pemilik kafe yang mengadu ke AF mencabut laporannya.

AF kini dilepas Polsek Metro Tanah Abang.

“Demi alasan kemanusiaan, pemilik toko mencabut laporannya (AF).

AF mengaku kepada polisi bahwa dirinya kekurangan uang namun tetap ingin makan enak.

AF mengatakan penghasilannya sebagai juru parkir tidak cukup untuk menghidupi keluarganya.

Pengakuan itu terungkap saat Kapolsek Metro AKBP Aditya Simanggara membawa AF ke lokasi kecelakaan dan menemui pemilik toko.

Istri saya di rumah, saya hanya ibu rumah tangga, kata AF seperti dikutip Kompas.com, Senin (4 Juni 2024).

Saat itu, Simangara bertanya kepada AF kenapa dia tidak membayar harga makanan tersebut.

“Jadi, kamu ingin makan makanan enak di toko kelontong, tapi uangmu tidak cukup?” Shimangara bertanya pada AF.

AF menjawab, “Ya, benar.”

Perbuatan AF dan temannya bermula sekitar pukul 03.00 WIB pada Jumat (5 Maret 2024) saat sedang makan di restoran milik korban.

Setelah makan, Anda hanya perlu membayar Rp 10.000 saja. Namun keduanya berjanji kepada pemilik toko bahwa mereka akan kembali.

Bahkan, AF dan temannya pun membocorkan identitasnya sebagai pemilik toko.

Namun keduanya tidak pernah kembali ke toko.

Tampaknya ini bukan pertama kalinya AF mengambil langkah seperti itu.

Azari, 21, seorang pramusaji di Wartec, mengatakan AF membayar sebanyak yang mau makan lebih dari satu kali.

“Lebih dari satu kali ya sejak terungkap, dia (AF) tidak ada di sini,” jelas Azhari saat ditemui salah satu surat kabar, Senin.

Azhari mengatakan, para pelaku biasanya melakukan aksinya pada malam hari antara pukul 01.00 WIB hingga 03.00 WIB.

“Dia (AF) sebenarnya datang ke sini seperti setiap malam, kadang tidak hanya satu atau dua malam,” ujarnya.

Lebih lanjut Azhari menjelaskan, AF kerap makan warteg bersama teman-temannya, dengan pilihan menu yang harganya lebih dari Rp 15.000. Namun mereka hanya membayar Rp 50 juta. Reaksi Kowantara

Kejadian ini pun ditanggapi Ketua Koperasi Warteg Nusantara (Kowantara) di Mukroni.

Ia mengatakan, jika memiliki pelanggan yang tidak membayar, para pedagang Warteg dihimbau untuk selalu terbuka mengenai harga jatah dan pembayaran yang mereka bayarkan.

“Menu dan harga harus ditampilkan dengan jelas sehingga pelanggan dapat dengan mudah melihatnya,” ujarnya.

Selain itu, pedagang berita diminta untuk memeriksa dana mereka dengan cermat setelah setiap transaksi.

Ini juga melibatkan penghitungan uang Anda dengan hati-hati.

Selain itu, kami juga memastikan jumlah yang dibayarkan pelanggan sesuai dengan pesanan.

“Instruksikan agen koran untuk memberi tahu pelanggan tentang konsekuensi non-tunai.”

“Larangan pembelian di situs sampai lunas lunas, atau kebijakan pembayaran lebih awal bagi pelanggan dengan jumlah kecil, dan sebagainya,” jelasnya.

Namun, jika pelanggan yang tidak membayar melakukan perilaku berlebihan atau melanggar hukum, maka ia harus segera melaporkannya ke polisi.

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana/Dennis Destryawan, Kompas.com/Firda Rahmawan)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *