Nasib 5 Oknum Polsek Tebet Diduga Ucapkan Kalimat Tak Pantas ke Korban Pelecehan

TRIBUNNEWS.COM – Kasus pelecehan seksual terhadap jurnalis perempuan di Jakarta Selatan masih panjang.

Sebanyak 5 anggota polisi Thibet diduga memberikan komentar tidak pantas saat korban membuat laporan.

Lima anggota polisi kini diperiksa Propam Polres Metro Jakarta Selatan.

Petugas Humas Polres Metro Jakarta Selatan AKP Nurma Dewey mengatakan, korban merupakan korban pelecehan di kereta KRL pada Selasa (16/7/2024) atas inisiatif QHS.

Jadi kemarin, setelah kejadian itu, Kapolres Jakarta Selatan langsung menyelidiki siapa yang bicara. Jadi semuanya diselidiki satu per satu. Ada lima orang (polisi), jelasnya, Jumat (19/7/2024). Dikutip dari TribunJakarta com.

Dia menjelaskan, polisi yang terlibat akan mendapat sanksi etik.

“Sanksinya sudah diberikan, sanksinya ada di Propam, nanti akan kita kaji,” ujarnya.

Kabarnya, kasus pelecehan seksual yang digagas IG (51) berakhir damai.

QHS mengaku mendatangi Polsek Menteng untuk membuat laporan namun disuruh ke Polsek Tebet.

“Saya sebagai korban datang untuk membuat laporan terlebih dahulu. Namun lagi-lagi pihak Polsek Menteng mengatakan hal itu tidak bisa dilakukan karena lokasinya, sehingga harusnya ke Polsek Tebet,” ujarnya. .

Saat Tebet berada di kantor polisi, seorang petugas polisi memberikan kesaksian bahwa dia telah mengalami pelecehan seksual di depan umum.

“Di kantor polisi Tibet, saya bertemu langsung dengan seorang petugas yang menanggapi laporan yang terkesan ditolak karena berbagai alasan. Adik saya difilmkan karena dia cantik lagi. Mungkin ayahnya punya pesona .” – kata korban menirukan perkataan polisi.

Ia frustrasi karena tidak mendapat perlindungan saat melaporkan menjadi korban pelecehan.

“Di akhir pembicaraan, petugas berkata, ‘Tidak ada yang bisa kami lakukan.’

Sementara itu, pelaku mengaku merekam korbannya dengan kamera ponsel.

Saat kejadian itu, Irjen sangat khawatir karena duduk di samping petinggi KAI.

IG membeberkan alasan melakukan pelecehan seksual terhadap jurnalis perempuan QHS.

“Saya tidak bilang, saya titip Clender ke Juanda, saya buat video, saya tidak sengaja,” ujarnya.

Setelah kejadian tersebut viral, IG meminta maaf kepada korban dan menghapus video ponsel korban.

“Yang jelas saya hapus lagi. Enggak bisa dipakai apa-apa. Dihapus semua,” tutupnya.

Sebagian artikelnya dimuat di TribunJakarta.com dengan judul Pengakuan Jurnalis Perempuan KRL dari Penulis Laki-Laki: Santai, Duduk Gelisah di Samping Petugas KAI.

(Tribunnews.com/Mohay) (TribunJakarta.com/ Annas Furkon)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *