TRIBUNNEWS.COM – Naim Qassem (71 tahun) terpilih menjadi Sekretaris Jenderal Hizbullah yang baru menggantikan Hassan Nasrallah.
Hassan Nasrallah tewas pertama dalam serangan udara Israel yang menargetkan markas bawah tanah Hizbullah di luar Beirut, Lebanon pada Jumat (27 September 2024).
Naim Qassem yang sebelumnya menjabat Wakil Sekretaris Jenderal Hizbullah resmi diusung saat Hizbullah mengumumkan jabatan tersebut pada Selasa (29 Oktober 2024).
Dalam sebuah pernyataan hari ini, Hizbullah mengatakan: “Sesuai dengan prinsip dan tujuan Hizbullah, serta sesuai dengan proses seleksi Sekretaris Jenderal, Syura Hizbullah telah setuju untuk memilih pemimpinnya Sheikh Naim Qassem sebagai Sekretaris Jenderal.”
“Beliau terus berupaya mencapai prinsip dan tujuan Hizbullah, sembari menjaga api perlawanan tetap menyala dan mengibarkan bendera hingga kemenangan tercapai,” lapor Al Jazeera.
Sejak tahun 1991, Naim Qasem menjabat sebagai wakil sekretaris jenderal dan bertanggung jawab memantau aktivitas parlemen dan pemerintah di Hizbullah.
Dia menjabat sebagai wakil sekretaris jenderal Hizbullah pada masa jabatan mantan sekretaris jenderal Hizbullah Abbas al-Musawi, yang terbunuh dalam serangan helikopter Israel pada tahun 1992, dan terus menjabat ketika Hassan Nasrallah mengambil alih kepemimpinan Hizbullah.
Naim Qassem telah muncul di 3 acara bincang-bincang televisi sejak pembunuhan Hassan Nasrallah dan acara bincang-bincang terakhir pada tanggal 15 Oktober.
Saat itu, dia mengatakan Hizbullah tetap kuat meski ada serangan gencar dari Israel, namun kini mereka mundur.
Terpilihnya Naim Qassem menyusul pembunuhan ketua Dewan Eksekutif Hizbullah, Hashem Safieddine, yang dianggap sebagai penerus Hassan Nasrallah.
Namun pada Rabu malam (23 Oktober 2024), Hizbullah mengumumkan tewasnya Hashem Safieddine akibat serangan Israel di Beirut, Lebanon pada Kamis (10 Maret 2024).
Sejak 8 Oktober 2023, Hizbullah mendukung gerakan perlawanan Palestina, Hamas, dan ikut berperang melawan Israel di perbatasan antara Lebanon selatan dan Israel utara, wilayah Palestina.
Hizbullah berjanji akan berhenti menyerang Israel jika Israel dan Hamas mencapai kesepakatan gencatan senjata di Jalur Gaza.
Selain Jalur Gaza, Israel memperluas serangannya ke Lebanon selatan sejak Senin (23 September 2024) dengan dalih menyasar Hizbullah. Jumlah korban di Jalur Gaza
Jumlah warga Palestina yang tewas mencapai lebih dari 43.020 orang dan 101.110 orang lainnya luka-luka sejak Sabtu (10 Juli 2023) hingga Senin (28 Oktober 2024) menurut Kementerian Kesehatan, dan 1.147 orang tewas di wilayah Israel, mengutip kutipan dari . Agensi Anadolu.
Israel awalnya mulai menyerang Jalur Gaza ketika kelompok perlawanan Palestina, Hamas, melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (10 Juli 2023), yang bertujuan menghentikan pekerjaan dan kekerasan di Al-Aqsa sejak Israel mulai menguasai Palestina pada tahun 1948.
Israel menyebut ada 101 tahanan hidup atau mati yang masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 orang dengan 240 warga Palestina pada akhir November 2023.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Berita lainnya terkait konflik Palestina-Israel