Reporter Tribunnews.com Rizka Sandi Saputra melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Riset dan Teknologi Republik Indonesia (Mendikbud Ristek) Nazim Makarim tak bergeming saat diminta menanggapi ucapan Wakil Presiden RI ke-12 Yusuf Kal (JK) . .
Disambut awak media di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Nadeem hanya keluar saat ditanya soal ucapan JK.
Pertama, Nadia saat ditanya wartawan mengenai jalannya rapat pimpinan di akhir rapat pimpinan DPR dengan Komisi X RI yang terakhir.
“Iya, ini rapat pimpinan terakhir kita (Kmendikbud Ristek bersama Komisi X),” kata Nadeem dalam rapat, Rabu (9/11/2024).
Setelah itu, media mencoba menanggapi penilaian JK yang menyebut dirinya tidak pernah menduduki jabatan di Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, Ristek.
Namun saat itu, Nadiam yang mengenakan batik berwarna merah muda berlengan panjang dan celana hitam hanya berjalan tanpa bicara.
Pria yang juga pendiri perusahaan transportasi online Go-Zek itu terlihat berjalan lurus menuju pintu luar Gedung Parlemen Nusantara II.
Nadeem didampingi pengawal bergegas menuju mobil “Alford” hitam bernomor B 1774 ZZH yang seharusnya menjemputnya.
Sebelumnya, Yusuf membeberkan uraian tugas Menteri Pendidikan Seni dan Kebudayaan Nadeem Makarim.
Hal itu disampaikan Yusuf Kalla saat berbicara pada diskusi panel bertajuk ‘Menantang Kebijakan Anggaran di Bidang Pendidikan’ yang digelar Komisi X DPRRI, ditayangkan di kanal YouTube Parlemen TV, Sabtu (07/09/2024). .
Yusuf Kala mengatakan, Mendikbud adalah orang yang hebat dan mempunyai prinsip-prinsip pendidikan Indonesia.
Seperti Ki Hazar Devantoro, Somantri, Sherif Tayeb, Dawood Joseph dan Fouad.
JK mengatakan, jika melihat menteri pendidikan sebelumnya seperti Taman Siswa, Somantri, Ki Hazar Dewantara yang mendirikan Sayrif Thayeb, semuanya ahli di bidang pendidikan.
“Guru selalu memimpin pendidikan, kalau menteri tidak paham pendidikan dan malas peduli pendidikan, semua akan kacau,” kata Yusuf Kala.
Namun, JK justru menganalisis kinerja Nadeem Makarim yang disebut-sebut tidak memiliki pengalaman di bidang pendidikan.
Selain itu, JK mengatakan Nadeem jarang ke kantor dan tidak mengunjungi daerah lain.
Setelah itu, jarang sekali yang masuk kantor tanpa pengalaman sebagai guru di bidang pendidikan.
Karena itu, JK meminta Presiden terpilih Prabowa Subianto pada tahun 2024 harus cermat dalam memilih Menteri Pendidikan dan Kebudayaan dan orang yang paham tentang pendidikan.
“Bagaimana ini bisa terjadi pada Dirjen meski sudah memberikan anggaran puluhan ribu? Saya kira Sekjen lebih tahu situasinya dibandingkan saya,” kata Jha.K.
Di pemerintahan selanjutnya, silakan pilih menteri yang paham pendidikan, ujarnya.