TRIBUNNEWS.COM – Mantan mahasiswa Akademi VR46 Valentino Rossi, Franco Morbidelli mendadak menggila di balapan MotoGP Jerman 2024. Franky, sapaan akrab Morbidelli, mengubah perilakunya dari raja matahari menjadi pencari kerja, yang mencari pekerjaan (locker).
Balapan MotoGP Jerman 2024 di Sirkuit Sachsenring, Minggu (7/7/2024), menghadirkan banyak kejutan. Mulai dari kecelakaan Jorge Martin hingga performa Marc Marquez hingga finis P2 setelah start dari posisi ke-13.
Namun yang kurang menarik adalah Franco Morbidelli.
Franco Morbidelli melaju kencang sejak awal balapan MotoGP Jerman 2024, tak segan-segan berjuang keras di grup terdepan. Franco Morbidelli dengan motor Desmosedici GP24 yang digunakan pada balapan MotoGP 2024 Morbidelli terancam absen balapan di Qatar karena cedera gegar otak dan pembekuan darah di kepala. (Instagram @pramacracing)
Sempat tergiur dengan julukan raja sunmori, Franco Morbidelli berhasil melakukan kesalahan pada balapan MotoGP Jerman 2024.
Salah satu momen tersulit adalah momen Morbidelli bersinggungan kasar dengan Marc Marquez, termasuk tak segan-segan melewati sahabatnya, Pecco Bagnaia.
Franky seolah terlahir kembali dari masa-masa sulit bersama Yamaha beberapa tahun terakhir.
“Ini adalah versi yang sudah lama tidak saya ikuti. Saya senang bisa keluar dan kembali. Saya baru beberapa balapan di sini, saya berharap sudah melihat podium dan saya tahu saya bisa.” lakukanlah,” kata Franky, dikutip dari laman Paddock-GP.
“Pada satu titik, saya bahkan berpikir bahwa saya akan mampu memenangkan balapan ini. Ini adalah minggu yang baik untuk semua orang,” jelas pebalap tim Pramac Racing itu.
Masalah utama yang menghalangi Morbidelli meraih podium adalah kurangnya perawatan ban.
Ia berusaha keras di awal balapan hingga bannya kempes sehingga membuatnya kesulitan menjaga ritme di paruh kedua balapan.
“Saya suka bertarung, saya merasa baik-baik saja. Saya harus bertarung dengan beberapa orang, termasuk Pecco. Kemudian saya merasa cukup kuat untuk menangkap Martin, tetapi ketika saya menabraknya, saya merasa menggunakan terlalu banyak ban,” ujarnya. dalam perlombaan.
“Saya hampir terjatuh di Tikungan 1, jadi saya putuskan fokus ke podium. Balapan paruh kedua bagus karena saya bertahan melawan pebalap penyerang lainnya,” jelasnya.
Dengan bertarung dengan beberapa pelari di depan, murid Valentino Rossi ini pun belajar banyak.
Terutama cara Bagnaia menangani ban, membuka beberapa informasi baru untuk dipelajari Morbidelli.
“Saat saya melewati Pecco dan melihat angka 0,8 di papan, saat itulah saya sadar dia sedang menyelamatkan ban. Saat saya mengejar Jorge, saya ingin melihat apa yang terjadi, tapi ban saya mulai tenggelam,” lanjutnya. .
“Saya bisa memiliki kesehatan yang lebih baik jika saya mengatur ban dengan lebih baik. Tapi ini adalah bagian dari pengalaman. Ketika Anda mulai berjuang untuk posisi teratas, Anda belajar untuk meningkatkan hasil,” tegas sang pebalap.
Di sisi lain, Franco Morbidelli menjadi salah satu pebalap yang belum memiliki kontrak untuk MotoGP 2025.
Masa-masanya bersama tim Pramac Racing akan berakhir setelah berakhirnya MotoGP 2024. Wajar jika Morbidelli berusaha semaksimal mungkin untuk menarik perhatian tim-tim MotoGP agar merekrutnya untuk musim depan.
Tim Balap Pertamina Enduro VR46 yang merupakan tim Valentino Rossi disebut-sebut akan menarik Morbidelli.
Namun cerita semakin simpang siur setelah VR46 menjadi tim satelit pabrikan Ducati. Besar kemungkinan kursi balap Pertamina Enduro vR46 lainnya akan diisi oleh Fermin Aldeguer yang terikat kontrak langsung dengan pabrikan Ducati.
Kursi tersisa akan disediakan untuk Fabio Di Giannantonio. Oleh karena itu, Morbidelli hanya bisa tampil maksimal di sisa musim 2024, untuk terus membalap di kelas royal musim depan.
(Tribunnews.com/Giri)