Mundurnya Airlangga Disebut Membuka Jalan bagi Bahlil Ambil Alih Tampuk Kepemimpinan Partai Golkar

TribuneNews.com, Jakarta – Mundurnya Airlanga Hartarto sebagai Ketua Umum DPP Partai Golkar membuat situasi internal partai tidak menentu terkait lambang pohon beringin yang akan diusung jelang Konvensi Nasional (Munas). Tempatkan pada bulan Desember 2024.

Keputusan Airlanga memicu spekulasi siapa yang akan menggantikannya memimpin salah satu partai politik terbesar di Indonesia.

Anthony Leong, Direktur PoliEco Digital Insights Institute (Pedas), mengatakan pengunduran diri Airlanga membuka jalan bagi Menteri Investasi Bahlil Lahadalia untuk mengambil alih tampuk kepemimpinan Partai Golkar.

“Mundurnya Airlanga Hartarto sebagai Ketua Umum DPP Golkar membuka peluang bagi Bahlil Lahadalia menggantikan Airlanga sebagai Ketua Umum Partai Golkar,” kata Antony.

Anthony Golkar menilai Bahlil merupakan sosok yang cocok meneruskan kepemimpinan Airlanga di DPP.

Bahlil Lahadalia Golkar memenuhi syarat sebagai Ketua Umum DPP karena segudang pengalamannya di organisasi dan Golkar. Kini saatnya Bahlil Lahadalia memimpin Partai Golkar, jelas Antony.

Lebih lanjut, Antony menambahkan, salah satu syarat untuk menjadi Ketua Umum Anggaran Dasar/Anggaran Rumah Tangga (AD/ART) Partai Golkar adalah harus memiliki pengalaman aktif di internal partai dan menduduki posisi kepemimpinan minimal lima tahun.

Bahlil merupakan anggota Partai Golkar sejak tahun 2001 dan bahkan masuk dalam struktur Partai Golkar hingga tahun 2014 sehingga memenuhi syarat untuk menjadi calon Ketua Umum Golkar, tegasnya.

Anthony pun menyinggung beberapa posisi internal di Partai Pohon Beringin Bahlil.

Orang pertama yang diambil Bahlil adalah Wakil Sekretaris Sayap Pemuda Papua Partai Golkar (AMPG), saat AMPG pertama kali dibentuk di bawah kepemimpinan Ketua DPP Golkar Akbar Tandjong.

Sedangkan Rambe Kamarul Zaman menjabat Ketua Umum AMPG Pusat dan Marthen R Murray menjabat Ketua AMPG Papua.

Kemudian, lanjutnya, Bahlil Golkar menjabat sebagai Bendahara Papua, sedangkan mendiang Abel Melkias Sue Golkar menjabat sebagai Ketua DPD Papua.

“Pada tahun 2012, Bahlil dan tim sukses almarhum Abel Melkias Suwe berkampanye di pegunungan di Papua. Namun, mereka dikepung massa dan diancam akan dibunuh oleh massa yang emosional dan melakukan kekerasan dari kubu lain. Bahlil hampir dibunuh di sana. Partai Golkar di Papua Untungnya, “dia diselamatkan oleh Kapolda Papua Tito Karnavian,” katanya.

Ia menambahkan, Bahlil merupakan sosok yang dapat diterima baik oleh Presiden Joko Widodo maupun Presiden terpilih, Prabowo Subianto, yang dinilai berperan penting bagi kelangsungan pemerintahan baru di masa depan.

Profil Bahlil

Bahlil Lahadalia menjabat Menteri Investasi sejak 2021 dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) sejak 2019.

Bahlil lahir pada tanggal 7 Agustus 1976 di Kepulauan Banda, Kabupaten Maluku Tengah, Maluku.

Ia bersekolah di Sekolah Dasar (SD) Negeri 1 Kolaka Timur dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1 Kolaka.

Bahlil kemudian pindah ke Fakfak dan melanjutkan pendidikan di Sekolah Menengah Atas (SMA) YAPIS Fakfak.

Sejak SMA, Bahlil memutuskan untuk belajar di Sekolah Tinggi Ekonomi Port Numbe di Jaipur.

Namun, ia terlambat lulus pada usia 26 tahun karena pendidikannya terganggu akibat keterlibatannya dalam kerusuhan Mei 1998.

Ia memiliki catatan profesional yang panjang sebelum diangkat menjadi anggota Kabinet.

Seperti dilansir bkpm.go.id, nama Bahlil tercatat pada tahun 2003 di Himpunan Pengusaha Muda Indonesia (HIPMI) tingkat kabupaten, provinsi, dan pusat.

Bahlil kini memiliki 10 perusahaan di berbagai bidang di bawah naungan PT Rifa Capital sebagai holding company.

Beliau juga menjabat sebagai Ketua HIPMI periode 2015-2019 dan memimpin delegasi perdagangan wirausaha muda ke Jepang pada tahun 2016 dan Eropa pada tahun 2018.

Sopir angkutan umum dekat Jokowi

Berdasarkan Kompas.com, Bahlil memulai karirnya dari nol.

Sebelum sukses di dunia bisnis, ia berjuang bertahan hidup dengan berjualan kue dan menjadi sopir angkutan umum.

Ayah Bahlil dulunya bekerja sebagai kuli bangunan. Sedangkan ibunya bekerja sebagai tukang cuci untuk menunjang perekonomian keluarga.

Bahlil telah membantu keuangan keluarga sejak sekolah dasar.

Dia menjual kue di sekolah.

Hal ini dilakukan untuk membeli sepatu dan membiayai sekolah.

Bahlil menjadi konduktor saat duduk di bangku SMP.

Di tingkat menengah atas, dia adalah seorang sopir angkutan umum.

Perjuangan Bahlil pun membuahkan hasil.

Sepulang sekolah, ia melanjutkan pendidikan tingginya dengan belajar di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Port Numbe di Papua.

Semasa kuliah, Bahlil aktif dalam organisasi kemahasiswaan.

Ia pernah menjabat sebagai Bendahara Umum Himpunan Mahasiswa Islam (HMI).

Setelah lulus kuliah, Bahlil menjadi karyawan kontrak di Perusahaan Sucofindo.

Belakangan, Bahlil dan kawan-kawan mendirikan kantor konsultasi keuangan dan IT.

Pada usia 25 tahun, Bahlil menjadi direktur regional konsultan di Papua dan memimpin 70 karyawan.

Sebelum menjadi Kepala BKPM, Bahlil dikenal dekat dengan Jokowi.

Jokowi kerap memanggil Bahlil dengan sebutan “Adinda”.

Peristiwa itu terjadi saat Bahlil dan Jokowi bertemu pada Munas Hipmi XVI di Jakarta, Senin (16/9/2019) lalu.

Saat Pilpres 2019 lalu, Bahlil menyampaikan dukungannya terhadap Jokowi dan Ma’ruf Amin.

Bahkan, Bahlil tergabung dalam tim kampanye nasional Jokowi-Maruf sebagai direktur mobilisasi pemilih muda.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *