Muncul Foto 4 Tentara Wanita Israel yang Ditahan Hamas, Keluarga Makin Desak Netanyahu

TRIBUNNEWS.COM – Sebuah keluarga Israel merilis foto yang memperlihatkan empat tentara wanita Israel di hari-hari pertama setelah ditangkap oleh Hamas di Jalur Gaza pada 7 Oktober 2023.

Mereka adalah Liri Albag, Karina Ariev, Agam Berger, Daniella Gilboa dan Naama Levy, tidak digambarkan.

Mereka ditangkap oleh Hamas dari pangkalan militer Israel di Nahal Ozi di gurun Negev dekat perbatasan Gaza.

Foto tersebut sampai ke pejabat militer Israel dan dirilis pada 16 Juli 2024.

Keluarga dari empat tentara wanita tersebut telah meminta Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu untuk mencapai kesepakatan dengan Hamas sebelum dia berangkat untuk melakukan pembicaraan dengan Amerika Serikat (AS) pada 24 Juli.

“Lebih dari sembilan bulan telah berlalu sejak foto diambil yang menunjukkan Agam, Daniela, Liri, Nahama dan Karina pada hari-hari pertama penangkapan mereka oleh Hamas di Gaza,” kata keluarga mereka.

“Kami ingin pemerintah Israel, terutama para pemimpinnya, menatap mata gadis-gadis ini dan mencoba membayangkan ke mana mereka pergi bersama orang-orang yang diculik selama 284 hari ini,” lanjutnya.

Anggota keluarga dari empat tentara wanita Israel juga menyampaikan pesan kepada Netanyahu.

Ayah Karina Ariev mengatakan putrinya tidak bisa terus ditahan di Jalur Gaza.

“Saya ayah dari Sasha dan Karina, saya tinggal bersama mereka dan hati saya bersama mereka. Sejak 7 Oktober, separuh hati saya telah terekam. Di gambar ini Anda dapat melihat catatannya dan teman-teman sehari-harinya di penangkaran, kata sang ayah dari Karina Arieva.

“Kami tidak lagi mendengar tentang kesepakatan bebas atau penggulingan pemerintah,” tambah Yedioth Ahronoth.

Ia juga menolak keputusan Netanyahu untuk terbang ke Amerika Serikat bersama keluarga para sandera untuk berpidato di Kongres AS.

“Saya memberikan pesan kepada Perdana Menteri Netanyahu: Jangan terbang ke luar negeri sebelum perjanjian dimulai. Tolong,” lanjutnya.

Sementara itu, ibu Naama Levy menolak pergi ke Amerika bersama Netanyahu dan keluarga tawanan lainnya.

“Perdana Menteri meminta saya untuk menemaninya dalam penerbangan ke Amerika Serikat. Saya mengatakan kepadanya bahwa saya tidak akan merasa bebas untuk berpartisipasi dan memastikan perjanjian tersebut selesai,” katanya, merujuk pada pembicaraan Israel-Hamas.

Sementara itu, ayah Agam Berger berpendapat Netanyahu harus fokus mencapai kesepakatan yang akan membebaskan mereka.

“Semua celah bisa ditutup. Sekarang bukan waktunya untuk pergi,” ujarnya. Jumlah korban

Ketika Israel melanjutkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah warga Palestina yang terbunuh antara Sabtu (7/10/2023) hingga Kamis (18/7/2024) meningkat menjadi 38.794 orang dan 89.364 orang terluka; 1.147 orang terluka. Kematian di wilayah Israel, seperti dilansir Anadolu Agency.

Sebelumnya, Israel mulai melakukan pengeboman di Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina Hamas melancarkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023) untuk memerangi permukiman Israel dan kekerasan di Masjid Al-Aqsa sejak tahun 1948.

Israel memperkirakan sekitar 120 sandera masih hidup atau mati di Jalur Gaza dan masih ditahan oleh Hamas, setelah 105 sandera ditukar dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.

Saat ini, menurut laporan Yedioth Ahronoth awal Juli 2024, lebih dari 21.000 warga Palestina masih berada di penjara Israel.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Lebih banyak berita tentang konflik Palestina-Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *