Muhammad Yunus Resmi Dilantik jadi PM Sementara Bangladesh, Akhiri Demo yang Tewaskan Ratusan Warga

TRIBUNNEWS.COM – Peraih Nobel Muhammad Yunus resmi diangkat sebagai pemimpin sementara Bangladesh pada Kamis (8/8/2024).

Yunus terpilih sebagai Perdana Menteri sementara Bangladesh menggantikan Sheikh Hasina yang mengundurkan diri dari jabatannya.

Younis dilantik dalam sebuah upacara di Istana Kepresidenan di Dhaka pada Kamis malam yang dihadiri oleh para pemimpin politik, pemimpin masyarakat sipil, jenderal dan diplomat.

Anadolu Agency memberitakan, Presiden Muhammad Shahabuddin melantik Yunus dan 17 anggota timnya.

Sebagian besar anggota pemerintahan sementara adalah teknokrat.

Tim tersebut juga mencakup dua anggota kelompok mahasiswa yang memimpin protes yang memaksa Hasina mengundurkan diri dan melarikan diri ke India pada hari Senin.

Kedua santri tersebut adalah Naheed Islam dan Asif Mahmood.

Sedangkan lainnya adalah mantan Menteri Luar Negeri Tawheed Hussain dan mantan Jaksa Agung Hassan Arif, seperti dikutip News AZ.

Lalu ada Syeda Rizwana Hasan, pengacara lingkungan hidup peraih penghargaan, dan Asif Nazar, profesor hukum dan penulis terkemuka.

Setelah Hasina Wajid kabur, Panglima Angkatan Darat Jenderal Waqar-ul-Zaman awalnya mengumumkan pembentukan pemerintahan sementara.

Pemenang Hadiah Nobel Perdamaian itu berada di Prancis ketika penunjukan Yunus sebagai perdana menteri sementara Bangladesh diumumkan. Janji Muhammad Yunus usai pelantikan

Dalam pidatonya pada upacara pembukaan, Yunus menyebut rakyat Bangladesh sebagai “satu keluarga besar” dan mengatakan para pemuda pengunjuk rasa telah memberinya “kelahiran baru”.

Selepas mendarat di Dhaka, Younis mengatakan, “Bangladesh telah memulai hari baru kemenangan. Kita harus terus bergerak maju. Kita berterima kasih kepada mereka yang melakukannya, mereka (mahasiswa) yang menyelamatkan negara ini,” kata Yunus selepas mendarat di Dhaka.

Yunus berjanji akan menjalankan tugasnya dengan sungguh-sungguh.

“Saya akan membela, mendukung, dan melindungi Konstitusi,” jelas Yunus.

Dia juga berjanji untuk menyelamatkan Bangladesh dari kekacauan.

“Pesan pertama saya kepada kalian adalah selamatkan negara ini dari kekacauan. Selamatkan negara ini dari kekerasan agar kita bisa mengikuti langkah-langkah yang telah ditunjukkan oleh mahasiswa kita,” ujarnya.

Bangladesh telah menyaksikan protes mahasiswa besar-besaran sejak Juli 2024.

Demonstrasi besar-besaran tersebut merupakan protes mahasiswa dan masyarakat Bangladesh terhadap kuota kerja pegawai pemerintah.

Lebih dari 400 warga Bangladesh tewas dalam demonstrasi ini. Ucapan selamat berlanjut untuk Yunus PM India.

Perdana Menteri India Narendra Modi “mengucapkan selamat” kepada Yunus.

“Saya mengucapkan selamat kepada Profesor Muhammad Younis atas pekerjaan barunya,” tulis Modi di platform media sosial X, seperti dikutip Al Jazeera.

“New Delhi berkomitmen untuk bekerja sama dengan negara tetangga Dhaka,” tambahnya. Amerika Serikat

AS juga menyambut baik pemerintahan sementara yang baru di Bangladesh.

Juru bicara Departemen Luar Negeri Matthew Miller mengatakan dia berharap Bangladesh dan Amerika Serikat dapat bekerja sama dengan baik.

“Kami menyambut seruan Dr. Yunus untuk mengakhiri kekerasan yang terjadi baru-baru ini dan siap bekerja sama dengan pemerintah sementara dan Dr. Yunus untuk merencanakan masa depan demokratis bagi rakyat Bangladesh,” kata Miller. Presiden Maladewa

Presiden Maladewa, Muhammad Moeizu, mendoakan persatuan, perdamaian, dan kesejahteraan bagi masyarakat Bangladesh di bawah kepemimpinannya.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Muhammad Yunus dan artikel lain yang berhubungan dengan Bangladesh

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *