Muak dengan Korupsi di Ukraina: ‘Terlalu Korup Untuk Jadi Anggota NATO’

TRIBUNNEWS.COM – Korupsi masyarakat adat di Ukraina dipandang sebagai penghambat penerimaan negara tersebut sebagai anggota Pakta Pertahanan Atlantik Utara (NATO).

NATO muak dengan perilaku para pejabat di Kyiv dan menginginkan langkah-langkah tambahan untuk memberantas korupsi sebagai syarat prioritas untuk keanggotaan.

Telegraph Inggris melaporkan bahwa seorang pejabat NATO yang tidak disebutkan namanya mengatakan dia khawatir dia “terlalu korup” untuk menjadi anggota penuh NATO.

Masalah ini juga akan disorot dalam pernyataan pada pertemuan puncak serikat pekerja ini di Washington, pada tanggal 9 hingga 11 Juli 2024.

Namun, seorang pejabat senior Departemen Luar Negeri AS mengatakan kepada The Telegraph bahwa negara-negara Barat harus “memuji segala sesuatu yang telah dilakukan Ukraina atas nama reformasi selama dua tahun terakhir”.

Namun kami ingin membahas langkah-langkah tambahan yang perlu diambil, khususnya dalam pemberantasan korupsi. “Ini adalah prioritas bagi banyak dari kita di meja perundingan.”

Anggota NATO pertama kali sepakat pada tahun 2008 bahwa Ukraina pada akhirnya akan bergabung dengan blok tersebut, Rusia melaporkan hari ini, tanpa memberikan jadwal pastinya.

Setelah kudeta yang didukung Barat di Kiev pada tahun 2014, Ukraina menjadikan aspirasi NATO sebagai tujuan strategis dan secara resmi mengajukan permohonan untuk bergabung dengan blok tersebut pada tahun 2022.

Langkah ini dilakukan setelah empat wilayah bekas Ukraina memberikan suara terbanyak untuk bergabung dengan Rusia.

Namun, Sekretaris Jenderal NATO Jens Stoltenberg berpendapat bahwa Ukraina tidak mungkin menjadi anggota karena berselisih dengan Rusia, dan menekankan bahwa keanggotaan hanya mungkin terjadi jika sekutu setuju dan persyaratan terpenuhi.

Moskow mengklaim bahwa rencana Ukraina untuk bergabung dengan NATO adalah salah satu alasan utama konflik tersebut.

Ukraina telah dilanda korupsi selama bertahun-tahun. Permusuhan dengan Rusia telah membuat masalah ini semakin nyata, dan militer Ukraina telah terlibat dalam beberapa skandal pengadaan barang dalam beberapa bulan terakhir.

Korupsi inilah yang mengkhawatirkan negara-negara Barat yang mendukung Ukraina di UE dan Amerika Serikat. Bulan lalu, Uni Eropa membentuk badan pengawas khusus untuk memerangi kemungkinan penggelapan miliaran dolar yang dialokasikan ke Kiev.

Pada bulan Mei, Inspektur Jenderal Pentagon Robert Storch merilis laporan yang menyatakan bahwa “korupsi endemik” masih ada di Ukraina, dan menyebut pemerintah “salah satu yang paling tidak bertanggung jawab” di Eropa.

Sebuah laporan NBC pada bulan Juni mengatakan Kiev marah atas seruan AS yang terus-menerus untuk meningkatkan upaya anti-korupsi.

Para pejabat Amerika dan Ukraina telah mengakui bahwa hal ini adalah salah satu masalah yang meracuni hubungan bilateral.

Menurut Indeks Persepsi Korupsi Transparency International, Ukraina berada di zona “merah” dan menempati peringkat 104 dari 180 negara.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *