MotoGP 2024 – Stres Kerja Tanpa Libur, Karyawan Aprilia & KTM Membelot ke Pabrikan Rival

TRIBUNNEWS.COM – Dominasi Ducati di kejuaraan MotoGP membuat tim rival seperti KTM dan Aprilia menjadikan pabrikan asal Italia itu sebagai incaran mereka.

Pabrikan Austria KTM dan Aprilia dari Noale, Italia, berkomitmen terhadap karyawan dan teknisi mereka untuk membangun sepeda motor bersaing dengan Ducati di trek balap.

Namun, ada cerita “sedih” di balik upaya para karyawan Aprilia dan KTM yang berniat membangun sepeda motor setingkat Desmosedici Ducati. 

Ternyata para staf dan tim di KTM dan Aprilia bekerja keras untuk membawa Ducati ke MotoGP. Pembalap Ducati Lenovo Team Italia Francesco Bagnaia (tengah) berpose untuk foto grup bersama rekan satu timnya usai Grand Prix MotoGP Qatar di Sirkuit Internasional Lusail di Lusail, utara Doha, 10 Maret 2024. (Foto oleh KARIM JAAFAR / AFP) (AFP/KARIM JAAFAR)

Hal itu terungkap dalam podcast YouTube Duralavita Jorge Lorenzo yang dihadiri banyak pengamat MotoGP.

Ruben Xaus, mantan pebalap MotoGP sekaligus ketua tim Avintia Esponsorama mengungkapkan, karyawan KTM bekerja tanpa ada istirahat.

Banyak anggota memutuskan untuk keluar dari perusahaan dan bergabung dengan serikat pekerja lain karena tekanan besar dari para pemimpin industri Austria.

“Semua atau hampir seluruh sisanya, pemimpin dan hampir semuanya pergi ke Honda,” kata Xaus dalam podcast yang dilansir situs TodoCircuito.

Desakan untuk meningkatkan perkembangan sepeda motor Ducati berujung pada keputusan beberapa karyawan KTM untuk mengundurkan diri.

Sebaliknya, mereka memutuskan untuk beralih ke pabrikan Honda. Pabrikan yang hanya berlogo sayap terbang ini permintaannya tidak sebesar KTM atau Aprilia.

Mantan pebalap WorldSBK itu juga menjelaskan, pencapaian KTM belakangan ini juga karena hengkangnya banyak pebalap.

‘Perjalanan ke luar negeri’ para pekerja KTM belakangan ini sempat menghebohkan pabrikan asal Austria tersebut.

“KTM belajar dari Italia dan ketika mereka melakukannya, mereka ingin melakukannya dengan pemikiran Austria. Kemunduran di banyak balapan karena pergerakan internal,” jelasnya.

Salah satunya adalah Fabio Sterlacchini, key engineer KTM yang mengambil alih tugas dari Ducati dan kini memutuskan untuk meninggalkan pekerjaannya.

“Di GP mereka setiap hari datang jam 7 pagi dan berangkat jam 8 malam. Ada 22 balapan plus tes, selebihnya kerja. Orang-orang ini capek,” tegasnya.

“Ada banyak hal, tapi ini salah satunya. Pedro Acosta keluar dari Moto2 seperti roket, dia tidak berhenti ketika melihat batas kemampuannya. Tapi dengan kecelakaan di Le Mans dan tempat kosong di Jerman, dia mengalami “Itu berdampak buruk padanya,” kata Xaus.

Hal senada juga diungkapkan mantan pebalap Yamaha yang berhasil mengantarkan Jorge Lorenzo menjadi juara dunia, Ramon Forcada.

“Eprelia dan KTM punya pekerjaan yang sangat brutal, itu mahakarya, hanya di jam kerja mereka,” kata pria yang bekerja di bengkel Maverick Vinales dan Franco Morbidelli itu.

Forcada melanjutkan, “Setelah GP, mereka akan mengadakan pertemuan dan laporan dan seluruh akhir pekan telah berakhir.”

Menurut Forcada, hal ini membuat para kru tidak puas dan tidak puas dengan pekerjaan luar biasa mereka.

“Jika Anda memiliki keluarga, Anda tidak akan hidup dalam situasi seperti itu,” pungkas Ramon Forcada.

(Tribunnews.com/Giri)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *