TRIBUNNEVS.COM – Momen menarik terjadi kemarin pada Sidang Umum Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) di New York, Jumat (27 September 2024).
Sejumlah perwakilan Indonesia meninggalkan pertemuan.
Mereka memutuskan untuk meninggalkan ruang pertemuan PBB daripada mendengarkan ocehan Perdana Menteri (PM) Israel Benjamin Netanyahu.
Selain Indonesia, delegasi lain juga berangkat saat Netanyahu naik panggung pada Jumat pagi untuk menyampaikan pidato.
Menurut New York Post, sejumlah kursi kosong.
Penarikan tersebut merupakan bentuk protes menjelang pidato perdana menteri Israel.
Dalam kesempatan itu, Netanyahu mengecam Majelis Umum PBB sebagai “rawa kebencian anti-Semit.”
Dia menyampaikannya dengan ganas.
Netanyahu menggunakan waktunya di podium untuk mengutuk keras kritik internasional terhadap serangan Israel di Gaza.
Dia menuduh PBB menjelek-jelekkan negara Yahudi dan anti-Israel dengan alasan apa pun.
Netanyahu menolak dituduh sengaja menargetkan warga sipil di Gaza.
Dia juga melontarkan kata-kata kasar kepada ribuan pengunjuk rasa anti-Israel yang berkumpul di seluruh dunia selama 11 bulan terakhir, termasuk di tenda-tenda di kampus-kampus AS.
“Sekali lagi kita melihat kebingungan moral yang mendalam ketika kaum progresif menentang demokrasi Israel,” ujarnya, seperti dikutip nipost.com, Minggu (29/9/2024). Deklarasi Indonesia
Sementara itu, Retno Marsudi kembali menekankan peran Indonesia dalam mengatasi berbagai persoalan global, salah satunya Palestina.
“Saya ulangi, Indonesia tidak bisa tinggal diam dan bersantai melihat ketidakadilan yang terus terjadi terhadap rakyat Palestina.”
“Indonesia selalu dan akan selalu bersama rakyat Palestina dalam memperjuangkan hak mereka untuk memiliki negara Palestina merdeka,” kata Retno Marsudi seperti dilansir kemlu.go.id.
Retno Marsudi kemudian melaporkan 41 ribu lebih orang tewas di Gaza, situasi di Tepi Barat, Lebanon semakin parah.
“Apakah itu tidak cukup?” Akankah Dewan Keamanan mengambil tindakan untuk menghentikan kejahatan Israel?
“Kapan seluruh warga Palestina akan mengungsi?” Atau ketika seratus ribu warga Palestina terbunuh? Atau ketika konflik bersenjata regional terjadi? Ini akan terlambat!” tegasnya.
Dalam pidatonya, Retno Marsudi mempertanyakan pernyataan Netanyahu.
Perdana Menteri Israel pernah mengatakan bahwa negaranya mengupayakan dan merindukan perdamaian.
“Benar-benar?” Bagaimana kita bisa mempercayai pernyataan ini? Kemarin, ketika dia berada di sini, Israel melancarkan serangan udara besar-besaran yang belum pernah terjadi sebelumnya di Beirut.
“Perdana Menteri Netanyahu ingin perang terus berlanjut.” Kita harus menghentikannya.
“Saya ulangi, kita harus menghentikannya.” Kita harus menekan Israel untuk kembali ke solusi politik solusi dua negara,” lanjutnya. Retno Marsudi juga menghadiri pertemuan tingkat menteri dukungan UNRVA di New York pada Jumat (27/9/2024). (Diposting oleh X @Kemlu_RI)
Di akhir pidatonya, Retno Marsudi kembali menekankan peran Indonesia dalam mencapai perdamaian dunia.
Ia mengatakan perdamaian, keadilan, dan kemanusiaan akan selalu menjadi inti politik luar negeri Indonesia.
Indonesia memahami bahwa kepemimpinan global bukanlah sesuatu yang diwariskan atau jatuh dari langit.
“Kepemimpinan global harus dicapai melalui upaya bersama. Yakinlah bahwa komitmen Indonesia terhadap perdamaian bersama, kemakmuran bersama, dan keamanan bersama akan terus berlanjut di bawah pemerintahan Indonesia berikutnya.
“Dalam semangat tersebut, saya dengan bangga mengumumkan pencalonan Indonesia untuk kursi tidak tetap Dewan Keamanan PBB periode 2029-2030.”
“Nominasi ini mencerminkan komitmen mendalam kami untuk berkontribusi terhadap perdamaian dan keamanan global,” tutupnya.
(Tribunevs.com/Endra)