Modal Limbah Kertas, Tangan Dingin UMKM Solo Hasilkan Produk Berkualitas, Kirim ke Mana Saja Gas!

TRIBUNNEVS.COM – Siapa sangka kertas bekas yang dianggap sampah oleh kebanyakan orang bisa dijadikan modal untuk mendapatkan keuntungan?

Hal ini dilakukan Kristanti Nareswari, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (MIPYME) Setio Handmade di Kota Solo, Jawa Tengah.

Tangan dingin mereka mampu mengubah sisa-sisa koran dan kertas bekas menjadi benda unik.

Mulai dari barang kecil seperti jepit rambut, tatakan gelas, gelang, hingga barang bernilai tinggi seperti tas dan keranjang cucian. Pelaku UMKM Buatan Tangan Setio, Kristhanti Naresvari (TRIBUNNEVS.COM/VAHIU GILANG PUTRANTO)

Saat pertama kali melihat produknya, Anda mungkin tidak menyangka produknya terbuat dari kertas koran.

Namun jika dicermati, Anda akan melihat detail koran yang menambah kesan estetis. Detail produk buatan tangan Setio. (Tribunevs.com/Wahiu Gilang Putranto)

Nares, sapaan akrabnya, mulai belajar membuat produk dari kertas koran bekas pada tahun 2014.

Selain koran, Anda juga bisa berkreasi dengan kertas lain, mulai dari kalender bekas, brosur, hingga kertas HVS.

Kreativitas itu muncul saat Nares melihat tumpukan koran langganannya sudah tidak terpakai lagi.

“Kalau dijual koran bekas hanya dijual Rp 3.000 per kilogram, tapi kalau diolah bisa membuahkan hasil,” kata Nares saat ditemui di kediamannya, Minggu (23/06/2024).

Barang-barang yang awalnya ia buat hanya untuk kebutuhannya sendiri ternyata menarik banyak perhatian orang.

Akhirnya ia memulai usaha kerajinannya pada tahun 2018. Proses pembuatan produknya

Nares menjelaskan, koran dan kertas yang sudah tidak terpakai disortir berdasarkan ukurannya.

Langkah selanjutnya adalah menggulung lembaran koran menjadi gulungan kecil yang bersih.

Kertas yang digulung kemudian dibentuk menjadi suatu produk.

Kalau tatakannya berbentuk lingkaran, kalau karung atau keranjangnya dianyam, ujarnya.

Koran tenunan bekas direkatkan dan dijemur. Setelah kering, produk dicat dengan noda kayu.

“Kemudian produknya tinggal diselesaikan sesuai kebutuhan, misalnya tas dibuat ada pegangannya, gelangnya ada pengaitnya, dan sebagainya,” ujarnya.

Alur proses pembuatan produk kerajinan Setio dari limbah koran dan kertas. (Grafik Tribunnevs.com/Wahiu Gilang Putranto)

Nares dibantu suaminya Prasetio untuk menciptakan produk tersebut.

Serangkaian proses dari laminasi hingga finishing bisa dilakukan dalam empat hari.

Tapi terus menerus, tentu ada produk yang dijemur, ada produk yang dibuat dan sebagainya,” jelasnya.

Harga kerajinan tangan Setio bervariasi, seperti gelang yang dijual seharga Rp 10.000.

Sedangkan untuk tas harganya berkisar Rp 150.000 hingga Rp 300.000.

Omset bulanan Setio Handmade mencapai jutaan rupee. Kami melihat hotel bintang lima

Uniknya, produk Setio Handamade hasil tangan kreatif Nares berhasil menarik perhatian salah satu hotel bintang lima di kota Solo.

Setio Handmade kini memiliki tempat untuk menjual produknya di lobi hotel.

Saat itu, Setio Handmade harus bersaing dengan produk UKM lainnya untuk bisa mendapatkan lokasi di hotel yang terletak di Jalan Slamet Riiadi Solo tersebut.

Produk Nares dipersiapkan terlebih dahulu sebelum dipercaya memenuhi ruang display di lobi hotel.

“Produknya harus sesuai dengan citra hotel, bernuansa etnik, dan sesuai dengan budayanya,” kata Nares. Produk Buatan Tangan Setio. (Mimbar Berita/Wahyu Gilang Putranto)

Peluang yang dimiliki Nares membawa dampak positif bagi bisnisnya.

Ada banyak permintaan produk dari tamu biasa.

“Kebanyakan dari Jakarta, yang penjualan kalungnya lebih bagus,” ujarnya. Siap dikirim kemana saja

Seiring berkembangnya bisnisnya, Setio Handmade menerima permintaan dari berbagai pelanggan di berbagai wilayah.

Nares menerima pesanan produk dari wilayah luar pulau Jabodetabek, Bali.

Untuk urusan pengiriman barang, Nares mengandalkan JNE.

“Selama saya mengirimkan barang menggunakan JNE, tidak pernah ada keluhan dari pelanggan mengenai waktu sampai atau hal lainnya,” ujarnya.

Nares juga tidak khawatir barang rusak saat pengiriman.

Dia membungkus produk tersebut dengan bubble wrap lalu memasukkannya ke dalam kotak karton.

“Sejauh ini belum ada keluhan mengenai harta benda yang rusak,” ujarnya. Komitmen JNE Dukung UMKM JNE Express (TRIBUN TIMUR/SANOVRA JR)

Apa yang dirasakan Nares merupakan wujud komitmen JNE dalam mendukung dan mendampingi UMKM dalam pengembangan usahanya.

Terbukti JNE berhasil meraih penghargaan sebagai “UMKM Partner in Logistics” pada ajang MSME Summit Awards 2024 yang diselenggarakan oleh Obsession Media Group (OMG) pada tanggal 7 Maret 2024.

SVP, Head of JNE Marketing Group, Eri Palgunadi menerima langsung penghargaan tersebut.

“Penghargaan ini merupakan suatu kehormatan dan pengakuan atas komitmen JNE dalam membantu UMKM,” kata Eri.

“Penghargaan ini menjadi penyemangat bagi perusahaan untuk terus berkontribusi dalam kemajuan sektor UKM di Indonesia agar dapat terus tumbuh dan berkembang,” harapnya.

(Tribunevs.com/Wahiu Gilang Putranto)

#JNE#ConnectingHappiness#JNE33 Tahun#JNEContentCompetition2024#GassTerusSemangatKreativiti

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *