MKD Panggil Ketua Gibran Center Soal Kepemilikan Alphard Berpelat DPR dalam Kasus Brigadir RAT

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Majelis Kehormatan (MKD) berencana memanggil Ketua Gibran Center Jawa Timur sekaligus penambang Indra Pratap atas kepemilikan Alphard terkait meninggalnya Brigadir RAT.

Wakil Ketua MKD DPR RI Nazaruddin Dek Gam mengatakan ujian akan digelar pada 15 Mei 2024.

Dia diminta mengklarifikasi kepemilikan mobil tersebut.

“Yang jelas mobil itu milik Indra Pratham. Tanggal 15 akan kita panggil, Insya Allah. Masuk masa uji coba,” kata Nazaruddin dalam jumpa pers di kompleks DRP Jakarta. , Senin (6/5/2024).

Kata dia, berdasarkan informasi polisi, pemilik mobil Alphard berpelat DPR itu dibunuh Brigadir RAT. 

“Kami kemarin tanya ke polisi siapa pemilik 23-12,” kata STNK Indra Pratap di Jalan Mampang Prapatan.

Belakangan, Nazaruddin membenarkan pelat DRP yang digunakan mobil tersebut palsu.

Sebaliknya, pembagian pelat nomor DRP tidak ada hubungannya dengan DPR

“Itu penipuan, itu penipuan, itu jelas penipuan, tidak ada hubungannya dengan DRP,” ujarnya. Pada Sabtu (27/4/2024), Indra Pratama, pemilik rumah di Nomor 20, Jalan Mampang Prapatan IV, Jakarta Selatan, tempat Brigadir Ridal Ali Tomi alias RAT meninggal, mengatakan, Sabtu (27/4/2024). (Tribunnews.com/Abdi Ryanda Shakti) Pelat DRP yang dipasang pada Tikus Brigjen Alphard mengaku palsu, MKD akan lapor ke polisi.

Pengadilan Kehormatan (MKD) Lok Sabha telah memastikan pelat nomor kendaraan pemerintah pada mobil Toyota Alphard yang digunakan Brigadir Ridal Ali Tomi (RAT) untuk bunuh diri adalah palsu.

Ketua MKD DRP RI Nazaruddin Dek Gam pun mengakui, mobil yang digunakan Brigadir RAT juga bukan mobil anggota DRP, meski berpelat dinas DRP.

Ini adalah mobil DRP yang menggunakan pelat palsu. Nomor itu belum ada di DRP, kata Nazaruddin, Minggu (28/4/2024). Jenazah Jenderal Ridal Ali Tomi (RAT), anggota Satuan Lalu Lintas Brigadir Polresta Manado, Jalan Mampang Prapatan IV/RT 010/02, diduga bunuh diri dengan menggunakan pistol di dalam mobil Toyota Alphard berwarna hitam. Kelurahan Parang, Mampang, Jakarta Selatan, Kamis (25/4/2024) (Kolase Berita Tribune/Timur)

Nazruddin mengklaim pelat nomor kendaraan tersebut palsu karena tidak ada mobil dinas DP yang bernomor polisi 25.

Lebih lanjut dia menjelaskan, nomor 25 yang tertera pada pelat nomor mobil Alphard yang digunakan Brigadir RAT juga tidak terdaftar sebagai mobil dinas DPR.

Katanya, “Lok Sabha itu jumlah anggotanya dan pimpinannya. Ya, 25 nomor bukan 25 pimpinan.”

Karenanya, Nazruddin berniat memantau persoalan pelat nomor palsu tersebut ke pihak berwajib.

Jadi ini jelas tidak benar, akan segera kami laporkan ke polisi, ujarnya.

Sebelumnya pada Kamis (25/4/2024), anggota Polres Manado menemukan jenazah Sulawesi Jalan Mompang Prapatan IV, Desa Tegal Parang, Mompang Prapatan, dengan luka tembak.

Saat ditemukan, korban berada di kursi pengemudi mobil Toyota Alphard B 1544 QH sebelah kanan yang diduga milik kerabatnya, dengan kondisi badan merosot ke samping kiri dan sabuk pengaman masih terpasang.

Jumat (26/4/2024) Kapolres Metro Jakarta Selatan Kompol Ade Rahmat Ednal mengatakan, mobil tersebut milik seorang kerabat yang berdomisili di alamat Cabang Kriminal (TKP).

Dalam konteks itu, Ade juga menyebut Brigadir RAT sedang berlibur di Jakarta sebelum jenazah ditemukan.

Menurut dia, korban sedang berlibur ke Jakarta untuk mengunjungi kerabatnya.

Ia mengatakan, (korban berada di Jakarta) sedang berlibur mengunjungi kerabatnya. Lokasi: Brigjen Ridal Ali Tomi (RAT), anggota Satuan Lalu Lintas Polres Manado, bunuh diri menggunakan pistol di Desa Tegal Parang, Jalan Mampang Prapatan IV/RT 010/02, Jakarta Selatan. 2024).  (spesial)

Soal Reskrim Polres Metro Jakarta Selatan, AKBP Bintoro pun mengklarifikasi, Brigadir Beirut tertembak di kepala setelah jenazah ditemukan di dalam mobil.

“Kami menemukan luka di kepala korban di pelipis kanan dan pelipis kiri,” kata Bintoro kepada wartawan di Polres Metro Jakarta Selatan, Jumat (26/4/2024).

Dalam proses pidana tersebut, polisi juga menemukan bekas tembakan di mobil yang sebelumnya digunakan tikus.

Berdasarkan temuan tersebut dan hasil pemeriksaan forensik, polisi menduga korban meninggal akibat bunuh diri.

“Untuk saat ini kita dapat menyimpulkan bahwa orang yang terlibat melakukan bunuh diri,” katanya.

Polisi juga menyita senjata jenis HS 9 mm.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *