TRIBUNNEVS.COM – Soal dugaan tokoh “pendukung” kasus mega korupsi Rp 271 triliun mengemuka.
Pendukungnya diyakini adalah purnawirawan jenderal bintang empat.
Mantan jenderal itu disebut-sebut berperan sebagai pelindung mega korupsi ini.
Namun, siapa dalang di balik sang jenderal masih menjadi misteri.
Baru-baru ini, kasus dugaan penguntitan Wakil Jaksa Agung Tindak Pidana Khusus (Jampidsus) terhadap Jaksa Agung Febria Adriansjah pun ikut terhubung.
Diduga ada penganiayaan yang disengaja terhadap anggota Unit Khusus Anti Teroris (Densus) Polri 88.
Sejumlah kendaraan polisi militer (PM) bersiaga di depan Gedung Kejaksaan Agung pada Selasa (21/05/2024) malam.
Lantas siapa sebenarnya purnawirawan jenderal bintang empat ini? Pensiunan karakter bintang 4
Sosok pensiunan perwira bintang empat berinisial B ini pertama kali diungkap oleh Founding Secretary Indonesia Audit Watch (IAV), Iskandar Sitorus.
Namun Iskandar tak merinci siapa sosok tersebut.
Ia hanya mengatakan, bintang 4 itu adalah purnawirawan berseragam.
Di institusi militer dan kepolisian, bintang 4 menunjukkan pangkat jenderal.
Dia diduga mendukung praktik penambangan timah hitam.
“Ini (korupsi) harus didukung, harus ada dukungan, pasti ada yang punya pengaruh, punya kewenangan, punya kekuasaan termasuk pertahanan dan sebagainya.
“Mereka berseragam, punya pangkat di pundak, bintangnya pasti ada empat, tiga, atau dua.”
(Terungkap sejak 2015) instansi, kepolisian, angkatan laut, bea cukai harus bekerja sama agar pencuri ini berhasil,” kata Iskandar, seperti dikutip dari podcast YouTube Uia Kuta TV pada 16 April 2024.
Iskandar mengatakan, di balik praktik hitam penambangan timah ini ada oknum bintang 4, pensiunan berseragam.
“Selain Harvey Moeis, ada yang lain di atas, kalau Herlina Liem hanya matras, ada sepatu Harvey Moeis di atas matras, maka kaos kakinya pasti RBT.
“Di atasnya, di kakinya, adalah orang dengan empat bintang di pundaknya, (adalah) mantan pensiunan.”
“Kalau berseragam, dia berinisial B sebagai bintang,” kata Iskandar.
Rezim B harus beradaptasi dengan praktik penambangan timah hitam melalui mantan bawahannya.
B bahkan mengatur pembelian smelter tersebut.
Terkait hal itu, Iskandar meminta masyarakat bersabar menunggu proses penyidikan.
“Soal namanya, biarlah menunggu proses penyidikan, biar diumumkan penyidiknya.”
“Pasti ada unsur TNI AL yang terlibat, ada pulau-pulau, tidak mungkin TNI AL tidak mendeteksinya,” jelas Iskandar.
Seperti diketahui, beberapa mobil Polisi Militer (PM) terparkir di depan gedung pada Selasa malam.
Para penjaga didampingi oleh polisi yang mengenakan rompi hitam.
Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejaksaan Ketut Sumedana mengatakan hal itu biasa dilakukan, apalagi jika jaksa sedang menangani kasus besar.
Hal ini dilakukan sebagai bentuk pengamanan untuk menyelesaikan kasus tersebut.
Saat ini, kata Ketut, kejaksaan sedang menangani beberapa kasus korupsi yang merugikan negara dalam jumlah besar dan diduga melibatkan tokoh besar.
Kasus-kasus tersebut antara lain korupsi timah, impor gula, emas dan sebagainya.
“Meningkatkan keamanan adalah hal yang normal.” Kita sedang menangani kasus besar. Kita perlu meningkatkan eskalasi keamanan,” kata Ketut, Jumat (24/05/2024).
Ketut enggan berkomentar terlalu banyak terkait kasus besar tersebut.
Ia pun membantah ada kaitan peningkatan pengamanan dengan peristiwa yang diduga melibatkan Jampidsus Febrie Adriansiah.
Seperti diberitakan, Jampidsus Febrie disebut-sebut membuntuti sejumlah orang yang diduga anggota Densus 88 Polri.
Peristiwa itu terjadi beberapa waktu lalu saat mereka sedang makan malam di sebuah restoran di kawasan Cipete, Jakarta Selatan.
“Aku hanya tidak mengerti. Tidak ada yang salah dengan Jampids. Itu normal. Itu normal.”
“Keamanan merupakan hal yang lumrah jika banyak terjadi eskalasi penanganan kasus,” kata Ketut.
Beberapa petugas keamanan Kejaksaan Agung yang menjaga pintu belakang (Jalan Bulungan) diketahui mengenakan rompi berwarna hitam.
Bahkan, personel lain dari berbagai satuan militer juga disiagakan.
Beberapa anggota lainnya terlihat berseragam Marinir.
Kemudian sekitar pukul 22.40 VIB empat mobil berwarna hitam yang diduga anggota Brimob melaju melewati pintu gerbang Kejaksaan Agung di Jalan Bulungan.
Rupanya kejadian tersebut juga terjadi pada malam sebelumnya, Senin (20 Mei 2024).
Saat itu sekitar pukul 23.00 WIB, rombongan kendaraan pembubaran massal (Raisa) Brimob lengkap bermesin melintas di depan Kantor Kejaksaan Agung.
Peristiwa itu terekam dalam video, memperlihatkan rombongan tersebut berhenti di depan pintu gerbang kantor kejaksaan.
Namun pengamanan malam itu masih belum seketat Selasa malam.
Sebanyak enam kendaraan Brimob diduga berada di kawasan tersebut.
Bahkan aparat keamanan Polsek Kebayoran Baru pun dikerahkan.
Malam itu, puluhan personel berseragam juga terlihat menyebar di sekitar Jalan Bulungan.
Selain itu, sebuah drone yang diduga menjadi alat sasaran juga terlihat.
Terkait hal tersebut, Ketut enggan mengonfirmasi.
Pihak kepolisian antara lain Kabid Humas Polda Metro Jaya Kompol Ada Ari Siam Indradi, Kabid Humas Polri Kompol Erdi A. Chaniaga dan Kabid Humas Polri Brigjen Trunoiudo Visnu Andiko juga belum memberikan jawaban terkait keberadaan drone tersebut.
(Tribunevs.com/Galuh Vidia Vardani/Ashri Fadilla/Abdi Rianda Shakti/Malviandie Hariadi)