TRIBUNNEWS.COM – Pusat Laboratorium Forensik (Puslabfor) Polri mengungkap misteri luka tembak di kuil Brigadir Riddar Ali Tomi (RAT).
Brigadir RAT, anggota Satuan Lalu Lintas Polres Manado, diketahui ditemukan tewas pada Kamis (25 April 2024).
Brigadir Jenderal Rutter ditemukan tewas dengan luka tembak di kepala.
Jenazahnya ditemukan di kursi pengemudi Toyota Alphard B 1544 QH di sebuah gedung bertingkat di kawasan Jalan Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Polisi juga menemukan pistol HS 9 mm di dalam mobil yang diduga milik Brigadir RAT.
Laboratorium dan Pusat Informasi Polri membenarkan bahwa tembakan yang mengenai Brigadir Rath berasal dari dalam mobil, bukan dari luar.
Hal itu dibuktikan dengan tidak pecahnya kaca dan kaca mobil mewah tersebut dalam keadaan tertutup.
Irfan, Kapolri Satuan Puslabfor Polri, mengatakan kesimpulan tersebut diperoleh polisi setelah melakukan olah tempat kejadian perkara (TKP) dan uji forensik.
Sudut tembaknya 32 derajat. Ada bekas tembakan di atap mobil dekat pengemudi, yakni di jok pengemudi, kata TribunJakarta.com, Senin (29 April 2024).
Selain itu, Pusat Laboratorium dan Teknologi Informasi Polri juga memastikan tidak ada DNA seseorang di dalam mobil Toyota Alphard yang ditumpangi Brigadir Ridal saat anggota Tim Lalu Lintas Polresta Manado mengakhiri nyawanya.
Hal inilah yang ditemukan tim Puslabfor setelah melakukan pemeriksaan menyeluruh terhadap mobil Alphard, mulai dari DNA, balistik, dan sisa tembakan (GSR).
“Kami akan melakukan pemeriksaan TKP pada 27 April 2024 pukul 14.00 sampai dengan 17.00,” kata Kompol Irfan.
Irrfan menjelaskan, sampel DNA diambil dari darah korban yang berada di bagian dalam pintu pengemudi, tombol pengatur jendela pengemudi, setir mobil, dan jok pengemudi.
“Abu rokok atau GSR juga kami hilangkan pada jok mobil, jendela, dan atap mobil yang terdapat bekas tembakan di dekat pengemudi, maksudnya di jok pengemudi,” ujarnya.
Hasilnya, seluruh sampel yang dikumpulkan dinyatakan cocok dengan profil DNA Brigadir Ridal.
Oleh karena itu, kami tidak menemukan senjata atau bom yang dapat dijadikan barang bukti, juga tidak menemukan profil DNA seseorang yang berada di dalam mobil dekat pengemudi, kata Irfan.
“Identitas korban kami dapatkan dari darah korban yang ada di kursi tersebut,” imbuhnya. Polisi: Bunuh diri
Polisi kini telah menutup kasus tewasnya Brigadir RAT, atau dengan kata lain penyidikan polisi atas meninggalnya Brigadir RAT resmi selesai.
AKBP Bintoro, Kasat Reskrim Polres Jakarta Selatan membenarkan Brigadir RAT tersebut bunuh diri.
Bintoro mengatakan, keterangan saksi dan rekaman CCTV di lokasi kejadian mendukung dugaan bunuh diri.
Bintoro mengatakan di Jakarta, Senin (29/4): “Mayat yang ditemukan di dalam mobil di halaman rumah Nomor 20, Jalan Mampang Prapatan IV, Jalan Tegal Parang Mampang, Jakarta Selatan, diduga akibat bunuh diri. ” /2025).
Mengutip informasi Kompas TV, Bintoro mengatakan senjata yang digunakan almarhum Brigjen Rat untuk menembak kepalanya merupakan senjata jenis HS dengan kaliber peluru 9 mm.
“Dia ditembak di bagian kepala dengan pistol HS 9 mm,” kata Bintoro.
Sebagian artikel yang dimuat di TribunJakarta.com dengan judul Puslabfor membenarkan bahwa tembakan ke pelipis Brigadir RAT berasal dari dalam mobil Alphard.
(Tribunnews.com/Garudea Prabawati) (TribunJakarta.com/Annas Furqon Hakim) (Kompas TV/Tito Dirhantoro)