Reporter Tribunnews.com Aisya Nursyamsi melaporkan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Kata menopause identik dengan wanita paruh baya.
Namun ternyata menstruasi sebenarnya tidak hanya dialami oleh wanita, namun juga oleh pria.
Periode ini dikenal dengan istilah andropause.
Menurut pakar andrologi dari RS Mpondok Indah, dr. Andronico Setiavan, andropause adalah penurunan fungsi testis pada pria.
Keadaan seperti ini menyebabkan penurunan kadar hormon testosteron dalam darah.
“Hormon testosteron pria sangat penting dan 95 persennya diproduksi oleh testis. Tugasnya membentuk karakter laki-laki secara seksual,” ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta Selatan, Jumat (20/9/2024).
Testosteron sendiri merupakan hormon androgenik utama pada pria.
Hormon ini berperan penting dalam sistem reproduksi dan seksual.
Namun menurut Dr. Andronico, kondisi andropause tidak bisa dianggap remeh.
Sebab, selain memengaruhi sistem reproduksi, andropause juga memengaruhi hampir seluruh bagian tubuh pria.
“Dampaknya besar. Bisa berdampak pada seks, disfungsi ereksi, bahkan pembuluh darah,” ujarnya dalam jumpa pers di Jakarta Selatan, Jumat (20/9/2024).
Penurunan produksi testosteron justru dapat menyebabkan masalah pada endotel.
Sel endotel merupakan jaringan sel tunggal dengan wilayah yang sangat luas. Sel-sel ini memisahkan darah dari otot polos dinding pembuluh darah.
Jika endotelium bermasalah, dapat menyebabkan penumpukan plak di pembuluh darah.
Padahal, pembuluh darah seharusnya bersih dan melebar. Itu bisa bertambah dan berkurang.
Jika pembuluh darah rusak maka dapat berdampak pada banyak organ. Salah satunya adalah hati.
Selain itu, dampak lain dari andropause adalah kadar kolesterol yang tidak terkontrol.
“Tekanannya tidak terkendali, ada masalah di pembuluh darah,” tutupnya.
(*)