Minta PMI di Jerman Tak Malu, Kepala BP2MI: Mereka Pahlawan Devisa

Laporan jurnalis Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Ketua Badan Perlindungan Pekerja Migran Indonesia (BP2MI) Benny Ramdani saat berkunjung ke Jerman bertemu dengan Konjen RI Antonius Yudi Triantor di kantor KJRI Frankfurt, Jerman.

Dalam pertemuan tersebut, Kepala BP2MI didampingi Wakil Duta Besar RI untuk Jerman Fajar Weerawan Harijo.

Pertemuan ini membahas perluasan kesempatan kerja di Jerman, serta penguatan manajemen ketenagakerjaan dan perlindungan pekerja migran Indonesia (PMI) di Jerman sesuai dengan perintah Presiden Republik Indonesia.

Benny mengatakan BP2MI saat ini terus melakukan revolusi dalam penempatan dan perlindungan PMI.

Langkah ini bertujuan untuk mengurangi postingan PMI berkualitas rendah dan terus mengupayakan stigma PMI yang positif.

“Tidak perlu malu menjadi PMI karena mereka adalah pejuang devisa bagi Indonesia yang bahkan akan meningkat signifikan pada tahun 2023,” kata Beni dalam keterangan tertulisnya, Sabtu (04/05/2024).

Benny berharap KJRI Frankfurt dapat menjadi bagian dalam promosi dan perluasan pemasaran sektor lain di Jerman, sehingga kedepannya jumlah PMI yang berlokasi di Jerman akan semakin meningkat.

Konjen RI Antonius Yudi Triantoro mengatakan, saat ini KJRI Frankfurt terus melakukan upaya perlindungan terhadap PMI yang datang ke wilayah Frankfurt.

Terdapat 6 negara di kawasan Frankfurt, termasuk Stuttgart dan Munich, dan jumlah penempatan PMI kami yang terbesar ada di kawasan ini.

Selain masalah proteksi, KJRI juga mengurusi masalah sosial agar PMI tidak merasa “homesick” dan kesepian di luar negeri.

“Mereka yang ingin bekerja di Jerman, selain kompetensi, sebaiknya fokus belajar bahasa Jerman, karena itu syarat mutlak untuk bekerja di sini. “Pekerjaan tenaga medis PMI dalam program Triple Win merupakan suatu kebanggaan bagi KJRI Frankfurt,” tutupnya.

Benny berharap penempatan PMI di bidang kesehatan melalui program Triple Win menjadi “benchmark” penempatan PMI di sektor lain di Jerman.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *