Militer Israel Klaim Bunuh 2 Pemimpin Hamas, Netanyahu Malah Berkata Sebaliknya

TRIBUNNEWS.COM – Tentara Israel mengatakan Rafi Salama, komandan Brigade Qassam sayap militer Hamas dan komandan Batalyon Khan Yunis, tewas dalam serangan udara di Mawasi. Khan Younis, Sabtu (13 Juli 2024).

Setidaknya 90 warga Palestina tewas dalam serangan terhadap tenda pengungsi.

“Rafi Salama adalah salah satu pembantu terdekat Mohammed Dev dan terlibat dalam pengorganisasian serangan Hamas 7 Oktober,” kata militer Israel, Minggu (14 Juli 2024).

Hamas belum mengonfirmasi nasib Rafi Salaman dan sebelumnya membantah telah membunuh Mohammed Deif.

Pemimpin gerakan Hamas, Sami Abu Zuhri, membantah laporan radio militer Israel yang menargetkan Mohammed Dief dan menyebutnya sebagai omong kosong.

“Semua korban adalah warga sipil, dan apa yang terjadi adalah perang gesekan dengan dukungan AS dan keheningan internasional… Ini adalah pesan sebenarnya yang disampaikan oleh invasi tersebut, bahwa mereka bahkan tidak peduli dengan kompromi apa pun,” katanya. Reuters melaporkan kemarin bahwa Netanyahu membantah laporan bahwa dua pemimpin Hamas telah terbunuh.

Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu mengaku belum bisa memastikan kabar pasukan Israel membunuh Komandan Brigade Qassam Mohammad Daf dan Komandan Batalyon Khan Younis Rafi Salaman dalam serangan tersebut. Mawasi, Khan Younes, Sabtu (13/7/2024).

“Israel menyerang Gaza hari ini dengan tujuan membunuh Mohammed Deif dan ajudannya Rafi Salama,” kata Netanyahu pada hari Sabtu, menurut media Prancis.

“Belum ada konfirmasi mengenai pembebasan mereka. Namun saya berjanji akan mengejar tujuan perang Israel sampai akhir,” lanjutnya.

“Kami akan bertemu dengan seluruh pemimpin Hamas dalam kedua kasus tersebut. Kemungkinan mencapai kesepakatan untuk memulangkan sandera Israel akan meningkat,” tambahnya. “

Saat Israel melanjutkan serangannya di Jalur Gaza, jumlah korban tewas warga Palestina pada Sabtu (10 Juli 2023) hingga Senin (15 Juli 2024) melebihi 38.584 orang, dengan 88.881 orang luka-luka, sedangkan di Mayadin 1.147 orang tewas di tanah Israel.

Di masa lalu, Israel mulai melakukan pemboman di Jalur Gaza pada tahun 2010, bersamaan dengan gerakan perlawanan Palestina Hamas. Hal ini menyusul dimulainya banjir Al-Aqsa pada Sabtu (10 Juli 2023) sebagai respons terhadap pendudukan dan agresi Israel sejak tahun 1948.

Saat itu, Israel memperkirakan hingga akhir November 2023, setelah menukar 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina, sekitar 120 sandera di Jalur Gaza, baik hidup maupun mati, masih ditahan oleh Hamas.

Sementara itu, lebih dari 21.000 warga Palestina masih berada di penjara Israel pada awal Juli 2024, Yodiot Ahronoth melaporkan.

(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)

Berita lainnya terkait konflik Palestina-Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *