Militer Australia akan Rekrut Warga Asing untuk Tambah Jumlah Pasukan 

TRIBUNNEWS.COM – Angkatan Pertahanan Australia (ADF) akan mulai merekrut warga negara asing untuk menambah jumlah tentara.

Langkah ini dilakukan ketika Australia sedang berjuang mengatasi kekurangan pasukan pertahanan Australia yang berjumlah 4.400 orang.

Australia menargetkan memiliki kekuatan pertahanan sebanyak 63.600 orang.

Saat ini Australia masih berupaya meningkatkan angkatan bersenjatanya untuk menghadapi ancaman di kawasan.

“Langkah ini merupakan bagian dari dorongan untuk membangun militer yang mampu melawan agresi asing dengan memblokir jalur perdagangan di masa depan,” kata Menteri Pertahanan Richard Marles seperti dikutip ABC News.

Namun, ada persyaratan bagi orang asing yang ingin bergabung dengan militer Australia.

Kriteria yang disebutkan adalah orang-orang dari anggota Five Eyes Intelligence Partnership lainnya yang memiliki izin tinggal di Australia.

Warga Selandia Baru yang telah tinggal di Australia setidaknya selama satu tahun akan memenuhi syarat untuk wajib militer mulai bulan Juli.

“Mulai 1 Juli, jika persyaratan tersebut terpenuhi, jika Anda berasal dari Selandia Baru, Anda dapat bergabung dengan pasukan keamanan,” kata Richard Males.

Sementara itu, Amerika Serikat, Inggris, dan Kanada hanya bisa berpartisipasi pada tahun depan, menurut BBC.

Ia menambahkan, “Mulai 1 Januari, program ini akan diperluas ke negara-negara ‘lima mata’ lainnya.

Selain persyaratan di atas, ada syarat khusus bagi warga negara Selandia Baru yang harus dipenuhi jika ingin bergabung dengan militer Australia.

Demikian kata-kata Menteri Pertahanan Selandia Baru Judith Collins.

Mr Collings mengatakan bahwa kondisi khusus yang dimaksud adalah larangan bagi mereka yang pernah bertugas di militer asing dalam dua tahun terakhir.

Investasi ini telah berjalan baik antara Selandia Baru dan Australia.

“Australia adalah satu-satunya mitra dagang Selandia Baru, dan kami terus menjalin hubungan yang erat,” kata Collins melalui email kepada The Associated Press sebagai tanggapan terhadap undang-undang baru tersebut.

Menteri Pertahanan Matt Keogh mengatakan salah satu penyebab kekurangan tentara Australia adalah pengangguran.

“Tingkat pengangguran yang rendah di Australia membuat sangat sulit untuk merekrut pekerja,” katanya.

Untuk menambah jumlah pekerja, pemerintah juga menyediakan dana sebesar 28 miliar dolar selama 20 tahun mulai tahun 2020.

Tampaknya Australia bukan satu-satunya negara yang kesulitan memenuhi jumlah tentaranya.

Mitra mata lima lainnya juga menghadapi kesulitan.

Di Inggris, Perdana Menteri Rishi Sunak mengumumkan bahwa anak berusia 18 tahun harus bertugas di militer atau pemerintahan selama satu tahun jika pemerintahannya terpilih kembali dalam pemilihan umum.

Saat ini di Selandia Baru, jumlah tentaranya tidak lebih dari 1.300 orang.

(Tribunnews.com/Farrah Putri)

Artikel lain yang berhubungan dengan Australia

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *