Microsoft Down: Investor dari AS, London hingga Singapura Alami Gangguan Bisnis

TRIBUNNEWS.COM, LONDON – Investor dari berbagai sektor mulai dari minyak, gas, listrik, saham, mata uang, dan obligasi mulai dari London hingga Singapura berebut masuk kerja hari ini, Jumat (19/7/2024).

Penyebabnya adalah pemadaman internet di seluruh dunia (Microsoft down) yang menghambat aktivitas perusahaan mereka.

Hal ini menurut manajer perusahaan, bank dan sumber bisnis yang dikutip oleh Reuters.

LSEG Group, yang mengelola Bursa Efek London, mengatakan platform berita dan data Workspace mengalami pemadaman yang memengaruhi pengguna di seluruh dunia karena masalah teknologi pihak ketiga global.

Bursa Energi Eropa mengatakan dalam memo internal yang dilihat oleh Reuters bahwa pelanggan yang menggunakan platform perdagangan listrik dan gas Trayport mengalami kesulitan perdagangan karena masalah infrastruktur dengan penyedia layanan pihak ketiga.

Setidaknya enam sumber di perusahaan minyak besar Shell dan BP serta perusahaan perdagangan Vitol mengatakan layanan mereka terpengaruh.

BP, Shell dan Vitol tidak segera menanggapi permintaan komentar.

“Kita sedang mengalami kemerosotan pasar global,” kata seorang pedagang.

“Orang tidak bisa menyalakan komputernya setelah restart. Yang tidak restart baik-baik saja,” kata pengusaha lainnya.

“Bank-bank Jerman menghadapi gangguan,” kata juru bicara kelompok jasa keuangan Deutsche Kreditwirtschaft.

Capitec Bank di Afrika Selatan mengatakan pembayaran kartu, ATM, dan layanan aplikasinya telah pulih sepenuhnya setelah gangguan besar.

Bank-bank besar JPMorgan, HSBC, Goldman Sachs dan Barclays tidak segera menanggapi permintaan komentar.

Di luar sektor keuangan, pemadaman listrik juga meluas, dengan sejumlah maskapai penerbangan besar AS menghentikan operasinya pada hari Jumat.

Belum diketahui apakah seruan untuk menunda penerbangan itu terkait dengan tindakan keras Microsoft sebelumnya terhadap layanan cloud.

Pemerintah Australia mengatakan pemadaman listrik ini tampaknya terkait dengan masalah yang terjadi pada perusahaan keamanan siber global Crowdstrike.

Sumber: Reuters/CNA

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *