TRIBUNNEWS.COM — Mandalika Grand Prix Association (MGPA) dan BPJS sepakat memberikan perlindungan jaminan sosial ketenagakerjaan kepada seluruh relawan yang bekerja di ajang Ketenagakarjan 2024 Pertamina Grand Prix Indonesia (MotoGPTM).
Relawan MGPA 2024 diperkirakan berjumlah sekitar 2.500 relawan. Perwakilan MGPA, Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Disnakertrans) NTB dan BPJS Katenagakarjan menghadiri penandatanganan perjanjian kerja sama ini pada bulan lalu.
Dalam keterangan persnya, MGP menyebutkan relawan akan mendapat kompensasi antara Rp 150 ribu hingga Rp 250 ribu tergantung shift harian atau tugas tertentu.
Mereka akan bekerja rata-rata 3 hingga 6 hari selama pertunjukan tergantung kebutuhan masing-masing relawan.
Semua sukarelawan terlibat dalam berbagai pekerjaan seperti marshal, perhotelan, pengendalian massa, keamanan, layanan kebersihan. Kemudian, Pengelolaan Sampah, Hubungan Pemerintah, Hubungan Media, Pembantu, Pelari dan Petugas Penghubung Shuttle Bus.
Setiap relawan juga mendapat sosialisasi dan pelatihan mengenai tugas dan tanggung jawabnya.
Panitia merekrut relawan dari masyarakat umum yang memiliki KTP NTB dan minimal ijazah SMA/SMK atau warga yang resmi bekerjasama dengan NTB di kampus, termasuk mahasiswa.
Selain honor, para relawan juga akan didaftarkan ke dinas tenaga kerja setempat dan diberikan JKM (asuransi kematian) BPJS Ketenagakarjan dan JKK (asuransi kecelakaan kerja), kata MGPA.
MGPA saat ini sedang melakukan transfer kompensasi kepada seluruh relawan yang diharapkan selesai pada akhir minggu ini.
Permasalahan tersebut terjadi karena beberapa relawan tidak melengkapi dokumen dan nomor rekeningnya.
“Sampai saat ini (10 Oktober 2024), proses pemindahan relawan masih dilakukan setiap hari karena masih ada beberapa relawan yang belum melengkapi dokumen administrasi. MGPA mengharapkan seluruh proses transfer ke relawan untuk ajang MotoGP 2024 bisa selesai pada akhir pekan ini,” jelas MGPA dalam keterangan resmi, Kamis (10/10/2024).
Sejalan dengan misi MGPA untuk memperkuat kapasitas lokal, relawan yang direkrut juga merupakan warga Nusa Tenggara Barat (NTB). MGPA merasa puas dengan hasil kerja sukarela, dan MGPA pasti akan meningkatkan kegiatan pelatihannya di setiap kesempatan.