Laporan jurnalis Tribunnews.com Igman Ibrahim
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Anggota DPR RI dari Fraksi Golkar, Meutya Hafid membeberkan alasan pemanggilannya pada Jumat ke kediaman Presiden terpilih RI, Prabowo Subianto di Hambalang, Bogor, Jawa Barat (27 /09/2024) minggu lalu.
Kedatangannya di Hambalang diumumkannya sebagai mantan Ketua Komisi I DPR RI.
Sebab, Prabowo merupakan salah satu rekannya sebagai Menteri Pertahanan RI.
“Dia adalah rekannya. Presiden yang baru terpilih juga merupakan mitra Komite I. Kemarin kita baru menyelesaikan lima RUU dengan beliau, jadi itu saja tanggung jawab Panitia Pertama,” kata Meutya di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Selasa (10/1/2024).
Meutya juga membantah pertemuan tersebut membahas kemungkinan dirinya menjadi menteri di pemerintahan Prabowo.
Baginya, keputusan pengangkatan menteri sepenuhnya berada di tangan Prabowo.
“Belum dan saya tidak ikut pembahasan tingkat menteri. Itu hak prerogratif presiden, jangan berasumsi apa-apa. Kita tunggu saja,” jelasnya.
Di sisi lain, Meutya membantah jika dalam rapat tersebut ada usulan agar ia masuk ke dalam kabinetnya. Ia juga tidak berspekulasi apakah mantan Danjen Kopassus juga mempertimbangkan namanya.
“Tidak, tidak ada tawaran. Tunggu saja sampai (tawarannya) datang he-he-he…”, tutupnya.
Menteri Pertahanan sekaligus Presiden terpilih Prabowo Subianto sebelumnya memanggil sejumlah pejabat ke kediamannya di Padepokan Garuda Yaksa di Hambalang, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, jelang pelantikan Presiden dan Wakil Presiden 2024-2029.
Sejumlah orang dipanggil ke Hambalang pada Jumat (27/9/2024) lalu.
Orang-orang yang dipanggil Prabowo ke Hambalang antara lain: Asisten Khusus Menteri Pertahanan (Menhan) Sjafrie Sjamsoeddin.
Lalu ada mantan Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo.
Kemudian Ketua Komite Pertama DPR Meutya Hafid dan beberapa elite Partai Gerindra serta Kabais TNI Letjen Yudi Abrimantyo.