Meski Iran-Hizbullah akan Balas Kematian Anggotanya, Israel Tak Ubah Kebijakan Lindungi Warga Sipil

TRIBUNNEWS.COM – Militer Israel mengatakan pada Minggu (8 April 2024) bahwa mereka belum mengubah kebijakan perlindungan sipilnya “sampai saat ini”.

Pernyataan Israel adalah tentang Iran dan Hizbullah. Hizbullah diperkirakan akan membalas dugaan pembunuhan Israel terhadap dua tokoh senior tersebut.

“Saya ingin mencatat berbagai laporan dan rumor bahwa malam ini kami bersiaga untuk menghadapi respons musuh di wilayah Israel,” kata juru bicara Angkatan Laut Daniel Hagari, menurut Arab News.

Adapun pihak militer yang bertugas melindungi warga sipil dalam situasi darurat seperti perang atau bencana alam, jelasnya: “Saya tegaskan, sejauh ini belum ada perubahan kebijakan pertahanan Komando Dalam Negeri.”

Hagari dan pejabat senior militer dan pemerintah Israel lainnya, termasuk Perdana Menteri Benjamin Netanyahu, telah berulang kali mengatakan Israel siap menghadapi serangan apa pun.

Namun Hagari mengatakan perlindungan Israel “tidak sempurna.”

“Kami mencoba memberi mereka peringatan bahwa mereka harus siap menghadapi ancaman apa pun,” katanya.

“Perlindungan belum sempurna, sehingga menjadi kewajiban setiap warga negara dimanapun berada untuk mengetahui apa saja pedomannya dan selalu waspada,” jelas Hagari.

Hagari juga mengumumkan bahwa Home Guard Command meluncurkan sistem baru untuk memperingatkan warga jika terjadi keadaan darurat.

“Peringatan akan dikirim ke ponsel di daerah berisiko,” katanya.

“Ini terjadi tanpa ada laporan atau tindakan apa pun dari warga,” tambahnya. Amerika Serikat dan sekutunya siap membela Israel.

Israel saat ini melancarkan “perang di berbagai bidang” dengan Iran dan proksinya.

Hal ini diungkapkan Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu pada rapat kabinet pada Minggu.

Sementara itu, Amerika Serikat dan sekutunya sedang bersiap untuk membela Israel dari serangan balik yang mungkin terjadi dan mencegah konflik regional yang lebih merusak.

Associated Press melaporkan ketegangan di Jalur Gaza meningkat setelah hampir 10 bulan perang.

Selain itu, ketegangan ini menyusul pembunuhan seorang komandan penting Hizbullah di Lebanon dan seorang pemimpin politik penting Hamas di Iran pada minggu lalu.

Iran dan sekutunya mengkritik Israel dan mengancam akan membalas.

Hamas mengatakan pihaknya telah memulai pembicaraan mengenai pemilihan pemimpin baru.

Netanyahu juga mengatakan bahwa Israel siap menghadapi skenario apa pun.

Menteri Luar Negeri Yordania Ayman Safadi melakukan kunjungan langka ke Iran sebagai bagian dari upaya diplomatik.

“Kami ingin eskalasi ini diakhiri,” kata Ayman Safadi.

Sementara itu, Pentagon telah memindahkan aset-aset penting ke wilayah tersebut.

“Kami melakukan segala kemungkinan untuk mencegah situasi ini meningkat,” kata Penasihat Keamanan Nasional Gedung Putih John Finer kepada ABC.

Pembunuhan komandan tertinggi Hizbullah, Fuad Shukr, dilaporkan terjadi di pinggiran Beirut pada Selasa (30 Juli 2024).

Dan keesokan harinya, pemimpin politik Hamas Ismail Haniyeh terbunuh di Teheran.

Hizbullah, sekutu Iran dan Lebanon, telah berjanji untuk membalas kematian yang dilakukan oleh Israel.

Israel mengaku bertanggung jawab atas pembunuhan Shukr, namun tetap bungkam atas kematian Haniya.

Hizbullah terlibat dalam bentrokan lintas batas dengan Israel hampir setiap hari sejak perang Gaza pecah pada 7 Oktober 2023, menyusul serangan Hamas terhadap Israel yang belum pernah terjadi sebelumnya. Foto – Asap mengepul setelah serangan udara Israel di kota perbatasan selatan Lebanon, Chihine, 28 Juli 2024. (Kawnat Haju/AFP) Berita perang Israel-Hamas

Menurut laporan Al Jazeera, pasukan Israel mengebom dua sekolah lagi di Kota Gaza, menewaskan 30 pengungsi Palestina.

Paramedis mengatakan 80% dari mereka yang terbunuh atau terluka di sekolah Hassan Salama dan Nassr adalah anak-anak.

Presiden Iran Massoud Fezeshkian memperbarui sumpahnya untuk membalas pembunuhan Ismail Haniyeh, dan mengatakan kepada menteri luar negeri Yordania bahwa Israel telah membuat “kesalahan besar” dengan membunuh pemimpin Hamas.

Italia dan Turki telah bergabung dengan beberapa negara yang mendesak warganya untuk meninggalkan Lebanon karena kekhawatiran akan perang regional meningkat dan Israel dan Hizbullah terus saling baku tembak.

Para saksi di sekolah Hassan Salama dan Nassr di Kota Gaza menggambarkan “mayat berserakan di mana-mana” setelah pasukan Israel mengebom gedung-gedung yang menampung ratusan pengungsi Palestina.

Sedikitnya 30 orang tewas, kebanyakan dari mereka adalah anak-anak, dan banyak yang terjebak di reruntuhan.

Pasukan Israel terus melakukan pemboman tanpa henti di Jalur Gaza, menargetkan Kota Gaza bagian utara, pusat kota Deir el Bala dan kamp pengungsi Nuseyrat di dekatnya.

Tidak ada korban jiwa yang dilaporkan.

Hizbullah mengatakan pihaknya meluncurkan satu skuadron drone ke barak Divisi 91 tentara Israel di Ayelet HaShahar.

Tentara Israel mengatakan dua tentaranya menderita “luka sedang” dalam serangan itu.

Presiden AS Joe Biden diperkirakan akan berbicara dengan Raja Abdullah dari Yordania dan mengumpulkan tim keamanan nasionalnya untuk membahas meningkatnya ketegangan di Timur Tengah.

Sementara itu, Iran menegaskan kembali janjinya untuk membalas Israel atas pembunuhan pemimpin Hamas Hani di ibu kota Teheran.

Perang Israel melawan Gaza telah menewaskan sedikitnya 39.583 orang dan melukai 91.398 orang.

Serangan yang dipimpin Hamas pada tanggal 7 Oktober menewaskan sekitar 1.139 orang di Israel dan memenjarakan lebih dari 200 orang.

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lainnya terkait konflik Palestina dan Israel

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *